31 C
Makassar
Saturday, June 29, 2024
HomeHealthDokter di Bulukumba Meninggal Setelah Vaksin Booster

Dokter di Bulukumba Meninggal Setelah Vaksin Booster

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Seorang dokter di Kabupaten Bulukumba, Sulsel meninggal dunia setelah mendapatkan vaksinasi dosis tahap ketiga. Dokter ahli kejiwaan ini diketahui mempunyai riwayat penyakit bawaan (komorbid).

Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Sulsel masih menyelidiki kematian dokter tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr Wahyuni mengatakan, bahwa dokter tersebut memiliki riwayat penyakit darah tinggi.

“Memang ada hipertensinya, pihak keluarga juga menyampaikan itu,” kata dokter Wahyuni, Rabu (25/8).

Wahyuni menuturkan, saat ini pihak tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Provinsi Sulsel akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah meninggalnya dokter Andi Yuwardani Makmur yang diketahui meninggal dunia pada Minggu 22 Agustus kemarin.

“Dia dokter spesialis jiwa di RSUD Andi Sultan Daeng Radja Bulukumba. Dia ASN di rumah sakit itu,” ujarnya.

Andi Yuwardani Makmur mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 atau booster pada Kamis 19 Agustus, lalu. Namun, sebelum diberikan suntikan vaksin itu dia dinyatakan dalam keadaan sehat dan tidak memiliki keluhan sehingga proses vaksinasi tetap dilanjutkan.

“Iya ada jeda waktu, dan sesuai dengan prosedur. Dia awal-awal tidak ada keluhan. Nanti dari KIPI yang akan menelusuri benar tidak terkait itu. Tapi kalau melihat kondisinya kayaknya bukan,” jelasnya.

Sementara, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulsel, dr Ichsan Mustari mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah menanti hasil investigasi yang dilakukan oleh tim KIPI.

“Saya kira saat ini sementara tim KIPI melakukan investigasi. Karena begitu prosedurnya, kalau ada dugaan tim KIPI Kabupaten dan provinsi melakukan investigasi melihat sejauh mana kejadian tersebut terjadi,” ungkap dokter Ichsan.

Tim KIPI akan menelusuri untuk mengungkap kebenaran penyebab kematian dokter Andi Yuwardani Makmur setelah mendapatkan suntikan vaksinasi tahap ketiga.

“Kita mesti mencari dulu dengan melakukan investigasi. Kita sejak awal sudah membentuk tim kejadian awal. Tentu rekomendasi-rekomendasi akan diberikan, kita tahu sendiri inikan vaksin covid pertama kali. Tentu juga kejadian yang seperti itu tetap menjadi analisis tim untuk melihatnya,” terangnya.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img