MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Rio Kurnia Putra Mambe (27) warga Villa Mutiara, Pattalassang, Kabupaten Gowa yang kesehariannya bekerja sebagai debt collector harus terbentur akibat nafsunya yang menggeliat.
Rio terpaksa merasakan timah panas dari Resmob Polsek Makassar karena telah mencoba melarikan diri dari ulahnya yang melakukan penganiayaan dan percobaan pemerkosaan terhadap AR (16) salah seorang Siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Keperawatan Pratidina Bhayangkara Makassar.
Karena perbuatan tidak senonoh Rio, AR kini harus menjalani perawatan medis di rumah Sakit Pelamonia, Kota Makassar akibat luka di leher dan mulutnya karena ditusuk dengan pisau dapur sebanyak 7 kali.
Rio berhasil dibekuk oleh Tim Resmob Polsek Makassar di sebuah indekost, Jalan A. Mappanyuki, Makassar, Jumat (24/11/2017). Dirinya dibekuk saat sedang asyik bermain game bersama dengan teman yang baru dia kenal.
Pada saat ingin diamankan, Rio berusaha berontak dan melakukan perlawanan. Pada saat itu pula dirinya harus merasakan timah panas yang bersarang di kaki kiri dan kaki kanannya.
Akibat dari ulahnya, Rio harus mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Setelah itu dirinya diamankan di Mako Polsek Makassar. “Pelaku berusaha melawan pada saat akan diamankan,” ungkap salah seorang anggota Resmob Polsek Makassar.
Sebelumnya diberitakan, bahwa Rio bertingkah seperti spiderman setelah melakukan penganiayaan dan percobaan pemerkosaan, dia langsung manjat kerumah warga yang pas berada dibelakang rumah korban dan lewat diatas atap-atap rumah orang.
“Pelaku lewat pintu belakang kebetulan ada pagar besi dia kemudian manjat dan turun ke seng kerumah tetangga,” ujar Nining selaku Ketua RW di Kelurahan Lariang Bangi, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan saat di temui di Mako Polsek Makassar, Kamis (23/11/2017).
Saat itu, kata Nining, pelaku  jalan di atas seng rumah atas nama Joni dan beberapa rumah warga lainnya kemudian turun di Jalan Gunung Lokong dan lari tembus ke Jalan Sungai Preman.
“Joni sempat mendengar pelaku berjalan di atas seng rumahnya. Akan tetapi Joni tidak pernah mengira bahwa yang jalan diatas seng itu bukan orang,” ujarnya.
Namun jejak pelarian pelaku, lanjut Ning, meninggalkan sepatu dan bajunya. Sementara itu dinding rumah yang di tempati manjat meninggalkan bekas tangan yang berlumuran darah.
“Banyak darah yang melengket di dinding tersebut,” pungkasnya.