Fenomena Kolom Kosong di Pilkada Makassar Bakal Dibukukan Kampus UNM

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Komisioner KPU Makassar Divisi Teknis, Abdullah Mansyur menutup resmi rapat pleno rekapitulasi suara Pilkada Makassar 2018, di Hotel Maxone, Kamis 5 Juli lalu dengan kemenangan kolom kosong.

Malam itu, kolom kosong (selanjutnya disingkat Koko) menjadi pemenang melawan paslon Walikota Makassar, APPI-CICU dengan perolehan suara sebanyak 300.795.

Kemenangan itu sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai pemenang tunggal dari 15 pilkada lainnya dimana koko bertarung dengan paslon tunggal.

Baca juga:

Danny: Tuduhan Dalang Di Balik Kolom Kosong, Lelucon

Dari fenomena ini, Penjabat Gubernur Sulsel, Soni Sumarsono meminta kepada Rektor UNM, Husain Syam untuk menuangkan hasil riset ilmiah atas fenomena kemenangan koko di Makassar.

“Ya jelas semua buku mengenai makassar selalu menarik, salah satu diantaranya adalah, dinamika politik dan pembelajaran politik yang kita peroleh dari pilkada sulsel khususnya makassar,” ujar Sumarsono selapas mengadakan pertemuan dengan civtas akademik UNM, di Ruang Kerja Gubenur, Kamis (26/7/2018).

Menurutnya, fenomena itu memiliki banyak dimensi edukasi perihal demokrasi lokal. Terlebih menurut Sumarsono, kemenangan itu banyak yang mengherankan masyarakat–“Kok kolom kosong bisa menang.”

“Banyak hal yang dapat kita peroleh (dari fenomena koko) untuk kepentingan ilmu. Lah kan ilmu untuk diamalkan yaitu ilmu amalah, amal ilmiah, itulah buku,” ringkasnya.

Sementara terkait rencana pembuatan buku itu, Rektor UNM menjelaskan, kehadiran buku itu pada nantinya untuk pendidikan politik kepada warga masyarakat Indonesia khususnya Makassar.

“Tentukan ada ril fakta dilapangan, tentu sering berbeda dengan teori, itulah yang ingin kita coba buat untuk menghadirkan pendidikan politik di masyarakat dalam memberikan perspektif khusus kepada kota makassar,” ujar Husain.

Buku itu, Husain mengaku, hanya berfokus pada fenomena kemenangan koko yang juga merupakan ide dari Sumarsono kepadanya.

“Kata pak gub bisa gak tulis. Jadi bukan ide dari kami, tapi ide dari pak gub. Kalau siap, kita bikin.,” ujanya.

Kendati demikian, terkait waktu terbitnya buku tersebut. Husain belum dapat memberikan kepastian.

“Teori politik itu begini, loh kan sederhana, orang jakarta ini atau orang luar ini menilai kok bisa (kolom kosong menang), tapi saya kira kondisi rilnya tidak seperti itu. Makanya beliau minta dituliskan pikiran-pikiran yang ada,” tutupnya.

  1. Penulis: Agus Mawan