GOWA – Gerakan Pemuda Tani Indonesia kabupaten Gowa (GEMPITA GOWA) bersama Saung Tani (Satria) mengelar panen raya di desa Biringngala, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, pelatihan ini juga mendapat respon dari sejumlah Satua Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten Gowa.
Tak kalah menarik, unsur Dinas Kabupaten Gowa pun hadir seperti Dinas Pertanian, kerwakilan dari kecamatan Barombong, TNI dan Polri pun ikut menyaksikan panen raya, bahkan Kades Biringngala serta beberapa kelompok tani di ramaikan dengan seluruh masyarakat Biringngala.
Gempita, yang merupakan anak kandung dari Kementrian Pertanian ini, menjalankan program yang terintegrasi pada program nasional, yakni percepatan swasembada pangan terutaman pada upaya khusus peningkatan tiga jenis komoditi yakni Pajale (padi, jagung dan kedelai).
Ketua Koordinator GEMPITA Gowa, Muhammad Ridwan mengatakan, pada kegiatan panen raya ini, di harapkan mampu mendorong petani khususnya masyarakat petani di desa biringngala untuk lebih meningkatkan produktivitas pertaniannya lewat mekanisasi pertanian berbasis technologi.
“Kami berharap dengan panen raya ini, dimana petani mampu mendorong peningkatan produktivitas pertanian,” ujar Ridwan sapaan akrap Muhammad Ridwan, kepada sulselekspres.com Minggu (13/8/2017).
Selain itu kata Ridwan, animo masyarakat di sektor pertanian seperti padi dan jagung begitu tinggi, hal inilah yang perlu di apresiasi dan di bina menjadi petani sejahtera sehingga tidak ada lagi yang mengidentikkan petani dengan kemiskinan.
“Saya tidak mau mendengar petani di identikan dengan kemiskinan,” tegas pemuda yang gentar dengan gerakan menuntaskan kemiskinan terhadap petani Gowa.
Kata Ridwan, menyambut semangat petani adalah modal utama akan tetapi tanpa ada pembinaan dan pendampingan maka mustahil untuk mewujudkan ekspektasi bersama. Kendala utama yang di alami oleh sebagaian masyrakat adalah keterbatasan alat mesin pertanian seperti, traktor, combine dan trasplenter.
Mirisnya, alat-alat swasta pada setiap musim panen itu datangnya dari luar seperti combine, pemilik alat juga menggandeng pedagang untuk membeli beras lokal untuk di bawah ke daerahnya sehingga tingkat nilai produktivitas mengalami penurunan.
“Petani adalah modal utama bagi masyarakat. Tapi kalau tidak ada pembinaan dan pendampingan yang serius, itu mustahil bisa mewujudkan cita-cita masyarakat sejahtera,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Satria Gowa Akbar Adi Saputra, berharapan kita ke depan, mudah-mudahan petani kita di wilayah Barombong, Kabupaten Gowa bisa menggarap lahannya dengan alat dari dalam sendiri tampa harus mendatangkan pihak swasta dari luar.
“Saya berharap petani kabupaten Gowa bisa mengarah lahanya dengan alat dalam tampa harus mendatangkan pihak swasta,” tutupnya.