MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Dirut Perum Bulog, Budi Waseso kompak menegaskan stok beras dalam negeri melimpah sehingga tidak diperlukan impor.
Hal ini dibuktikan dengan data stok yang ada di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini mencapai 47 ribu ton dan data Perum Bulog yakni pengadaan tahun 2018 mencapai 1,5 juta ton sehingga stok yang ada di gudang mencapai 2,8 juta ton.
Karenanya, Budi Waseso mempertanyakan ada apa dibalik kebijakan impor beras yang mencapai 2 juta ton di tahun ini. Dia menilai terdapat keuntungan yang sangat besar yang diraup yakni mencapai Rp1.400 per kg bila dibandingkan harga beras impor di tahun 2016.
“Beras impor tahun ini apabila dibandingkan 2016 yang harganya USD 398, sedangkan beras impor sekarang USD 457,36. Jadi selisihnya kalau kita kurs ke dollar Rp7.500 dengan Rp6.018. Dadi selisinya hampir Rp1.400 apabila dibandingkan tahun sebelumnya,” demikian diungkapkan pria yang akrab disapa Buwas saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Mentan Amran ke Pasar Kramat Jati dan Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC), Jakarta, Jumat (14/9/2018) kamarin.
Akan hal ini, Buwas menyimpulkan terjadi kenaikan harga beras impor di tahun ini. Menurutnya, kenaikan harga ini aneh karena harga beras dalam negeri atau lokal saat ini tengah mengalami penurunan.
“Berarti harga impornya naik. Harga lokal turun. Padahal faktanya, kalau kita bandingkan, harga beras impor relatif harganya tidak jauh dengan harga lokal. Selisih impor 2016 dan 2018 itu yang lalu bukan di era saya. Kita tahu tadi selisinya Rp1.400 per kg,” bebernya.
Buwas pun menilai mahalnya harga beras impor menjadi biang kerok kenaikan harga beras dalam negeri, sehingga pemerintah melakukan operasi pasar harga stabil. Karena itu lah, impor beras dihindari.
“Dengan selisih harga yang lebih mahal maka kita jadinya operasi pasar. Jadi mahal jika menggunakan beras impor. Itulah mengapa kita menghindari impor. Sementara tadi yang sudah kita lihat itu semua beras lokal, beras dalam negeri. Makanya belum perlu supplay dari bulog,” ucapnya.
“Karena itu tidak efisien jika ada perintah untuk impor. Sebab harganya malah akan semakin naik karena dollarnya semakin naik,” pintannya.
Lebih lanjut Buwas menegaskan jika melihat stok beras saat ini, kebijakan impor tidak perlu dilakukan. Stok beras di gudang milik Perum Bulog per 14 September 2018 mencapai 2,3 juta ton dan di gudang sewa sebanyak 500 ribu ton sehingga totalnya 2,8 juta ton.
“Saya sudah sewa gudang kurang lebih 500.000 ton. Mengingat keterbatasan gudang ini dan mengingat masih ada panen di sejumlah daerah. Kita juga masih menyerap produk dalam negeri. Jadi saya rasa hingga sekarang kita belum membutuhkan beras impor,” tegas Buwas.
Mentan Amran mengatakan Kementan bertanggung jawab pada tingkat produksi, sehingga tidak ada alasan untuk menaikkan harga. Dari hasil sidak, di puncak musim kemarau, supply beras masih normal di Pasar Induk Beras Cipinang bahkan stok gudang mencapai 47.000 ton.
“Kondisi stok ini di atas batas normal hingga 2 kali lipat, dan harga malah turun di bawah HET, ini harus dijaga jangan berubah lagi. Kondisi saat sekarang, bukan kebetulan, ini sudah 3 tahun, kita lakukan bersama petani, kerja kerja kerja,” ujarnya.