Mutiara Ramadhan (6):

(Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)
Bulan Suci Ramadhan disebut juga bulan Ibadah. Pada bulan ini, umat Islam berlomba-lomba memperbanyak ibadah. Inilah waktu yang istimewa untuk meningkatkan ibadah dan ketaqwaan kepada Allah swt. Pahala ibadah di bulan Ramadhan lebih besar dibandingkan di luar bulan Ramadhan.
Kegiatan ibadah di masjid-masjid dan mushola terasa begitu semarak. Salat Tarawih yang dilaksanakan setelah Salat Isya, selalu ramai dihadiri oleh umat Islam. Demikian pula Salat lail, baik dilakukan secara berjamaah maupun sendiri-sendiri. Tidak ketinggalan Tadarrus al-Quran, bersedekah, dan berbagi ta’jil menjadi pemandangan yang lazim jelang waktu berbuka. Semua bergairah melaksanakan ibadah di bulan penuh berkah ini. Semua berharap mendapatkan pahala berlipat ganda dari Allah swt, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis qudsi yang artinya:
“Setiap amal kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan dibalas sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: ‘Kecuali puasa, karena sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di hadis lain, Rasulullah saw., bersabda, yang artinya:
“Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan satu kebaikan di bulan Ramadhan, maka pahalanya seperti melakukan ibadah wajib di bulan lain. Dan barang siapa yang melakukan ibadah wajib, maka pahalanya seperti melakukan tujuh puluh ibadah wajib di bulan lainnya.” (HR. Tirmidzi)
Dari dua hadis di atas dapat dipahami bahwa ibadah-ibadah yang dilakukan di dalam bulan Suci Ramadhan, baik sunat maupun wajib, diberi imbalan pahala yang berlipat ganda. Bahkan, ibadah puasa hanya Allah yang mengetahui berapa besar pahala yang Dia berikan kepada orang-orang yang berpuasa.
Namun demikian, ibadah-ibadah yang akan diberi pahala yang berlipat ganda hanyalah ibadah yang dilakukan secara ikhlas, semata-mata mengharap ridho Allah swt. Sebab, tak dapat dipungkiri ada orang yang berpuasa, Salat Tarawih, dan bersedekah, tetapi niatnya mungkin bercampur dengan faktor lain, misalnya, ingin dipuji, sekadar latah atau ikut-ikutan.
Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, ada yang beribadah hanya untuk dipamerkan kepada orang lain (riya’). Padahal riya’ itu sangat berbahaya karena ia merupakan syirik kecil, sebagaimana Sabda Rasulullah saw., yang artinya:
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, ‘Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Riya’ (beramal karena ingin dilihat manusia).'” (HR. Ahmad)
Sampai di sini dapat dikatakan bahwa tidak semua ibadah yang dilakukan di bulan Suci Ramadhan ini akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Hanya ibadah yang dilakukan secara ikhlas yang akan diterima Allah swt.
Ikhlas adalah ruh dari setiap ibadah yang menjadikannya bernilai di sisi Allah. Ikhlas berarti melakukan ibadah semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.
Mengapa Ikhlas itu Penting? Karena Ibadah tanpa keikhlasan bisa menjadi sia-sia di sisi Allah. Keikhlasan membuat ibadah lebih ringan, lebih berkualitas, dan tidak sekadar menjadi rutinitas. Ikhlas juga melatih hati untuk tidak bergantung pada penilaian manusia.
Ikhlas adalah pekerjaan hati. Ia tidak bersifat materi. Ikhlas hanya dapat dirasakan oleh yang melakukan ibadah. Seseorang dapat dikatakan ikhlas jika tidak pernah mengeluh saat beribadah, konsisten dalam beribadah, baik di tempat ramai maupun sendiri, serta tidak mengharapkan imbalan duniawi berupa pujian, status sosial, dan lain-lain.
Begitu pentingnya keikhlasan dalam beribadah, maka kita perlu terus berusaha agar selalu ikhlas dalam segala aktivitas, khususnya dalam beribadah. Kita perlu selalu memperbaiki niat sebelum, saat, dan setelah beribadah. Kita juga harus menghindari riya’ (pamer ibadah) dan sum’ah (ingin didengar orang lain).
Ramadhan adalah momen terbaik untuk melatih keikhlasan dalam beribadah. Kita jadikan semua amal kita sebagai bentuk pengabdian kepada Allah semata. Dengan ikhlas, insya Allah ibadah kita akan bernilai dan membawa keberkahan dalam hidup. Wallahu A’lam.[*]