SULSELEKSPRES.COM – Ajang turnamen bulutangkis bergengsi dunia, Sudirman Cup 2019, lima hari lagi akan berlangsung. Berbagai atlet dari 32 negara di bidang ini akan adu kekuatan di ajang ini.
Kejuaraan ini sendiri rencananya akan digelar di kota Nanning, China, dan akan berlangsung selama delapan hari. Turnamen ini akan dibuka pada hari Rabu (19/5/2019) dan akan berakhir pada hari Rabu selanjutnya (26/5/2019).
Kejuaraan ini akan dibagi kedalam lima kategori. Masing-masing dari kategori tersebut adalah tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran (putra-putri).
BACA: Jonatan Christie dan Ahsan/Hendra Puncaki Klasemen Race to Tokyo 2020
Bagi Indonesia, kejuaraan yang sudah berlangsung sejak 1989 silam ini tentu bukan ajang biasa. Sebab pelabelan nama Sudirman Cup sendiri terinspirasi dari pebulutangkis Indonesia, Dick Sudirman, sebagaimana dilansir dari laman wikipedia.
Dick Sudirman sendiri tidak lain adalah figur pendiri Asosiasi Bulutangkis Indonesia, yaitu Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Selain dari nama kompetisi yang berasal dari tanah air kita, Indonesia juga menjadi negara pertama yang berhasil menjuarai kompetisi ini, saat berlangsung di Stadion Bung Karno, 24-29/5/1989 di Jakarta Pusat, Indonesia.
BACA: Pebulutangkis Tunggal Indonesia Pulang Lebih Cepat Dari Kejuaraan Bulutangkis Asia 2019
Tetapi sangat disayangkan, sebab juara yang diraih Indonesia itu menjadi yang pertama dan terakhir sampai hari ini. Sebab beberapa tahun terakhir dominasi Indonesia justru tertinggal jauh dari negara lainnya.
Juara bertahan turnamen ini dipegang oleh negara sesama Asia, Korea Selatan, setelah mereka resmi dinobatkan sebagai yang terbaik di ajang ini pada tahun 2017 lalu.
Tidak heran jika Indonesia kini mulai memasang target juara kembali, demi membawa pulang trofi Sudirman Cup ke tanah air. Terlebih lagi prestasi bulutangkis Indonesia saat ini sudah lumayan membaik lagi.
Misi ini juga bertujuan untuk memperbaiki prestasi Indonesia yang jeblok dalam sepuluh tahun terakhir. Sebab sejak tahun 2009 lalu, Indonesia tidak pernah lagi masuk ke partai final. Prestasi terbaik atlet kita hanya mentok di partai semifinal pada tahun 2009, 2011, dan 2015.
Selain itu, Indonesia juga menjadi tim yang paling banyak menelan kekalahan di partai final. Terhitung Indonesia sudah tujuh kali menembus partai final, tetapi hanya sekali menang, dan enam di antaranya berujung kekalahan.
Meski begitu, Indonesia kini berpeluang mengejar dua negara di atasnya dalam koleksi trofi turnamen dua tahunan ini. Sejauh ini, hanya ada tiga negara yang berhasil meraih trofi juara di turnamen ini, termasuk Indonesia.
Sepanjang 15 kali pagelaran ini berlangsung, Indonesia duduk di peringkat ketiga dalam jumlah perolehan trofi. Indonesia hanya mengoleksi satu trofi, di bawah jawara bertahan Korea Selatan yang mengumpulkan empat trofi di peringkat kedua, kemudian sisanya diborong oleh China, dengan perolehan sepuluh trofi dan memimpin klasemen perolehan trofi Sudurman Cup.
Padahal kejuaraan ini diikuti oleh puluhan negara dari seluruh penjuru dunia. Di Piala Sudirman tahun 2019 ini saja, tercatat ada 32 negara turut ambil bagian, sebagaimana dikabarkan VIVA.COM.
Bagi para pemenang di turnamen ini, mereka tidak akan mendapatkan hadiah uang. Mereka hanya mewakili negaranya untuk tampil kemudian meraih tambahan poin di klasemen dunia. Tetapi mereka akan tetap mendapatkan trofi turnamen ini.
