Ini Tanggapan Guru Besar UIN Soal Perempuan Mengaku Nabi 

MAKASSAR – Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof. Qashim Mahtar, menilai bahwa fenomena perempuan yang mengaku nabi tersebut tak menjadi masalah, selama tidak menggangu yang lain.

Namun, apakah perempuan bisa jadi sebagai Nabi, menurut dia, kalau perempuan menerima wahyu itu bisa saja, tapi yang menjadi soal, apakah dia memenuhi sarat untuk menjadi Nabi, seperti Nabi- Nabi sebelumnya.

“Kalau perempuan menerima wahyu itu bisa saja. Soal dia (Perempuan yang mengaku jadi Nabi) menjadi Nabi itu tergantung penguasanya. Tapi kalau perempuan menerima wahyu, itukan Mariam menerima wahyu. Beberapa dalam Al, Qur’an juga sudah disebutkan,” urai guru besar UIN Alauddin Makassar Prof. Qashim Mahtar, saat dihubungi oleh sulselekspres.com melalui via telefon salulernya, Selasa (8/8/2017).

Menurutnya kemunculan perempuan yang mengaku sebagai Nabi tersebut tidak menjadi masalah, sebab kalau dia masih beribada yang sama dengan Islam maka kita tidak bisa mengatakan kalau dia bukan Islam.

“Biarkan saja berkembang, asalkan tidak merusak, yang saya tidak suka, kalau dia lembaga agama lalu kemudian membuat keributan ditengah masyarakat, tapi kalau dia beribadah lalu kemudian kita mau bilang dia bukan Islam, tapi dia beribadah seperti Islam,” jelasnya.

Selain itu, untuk menerima wahyu bukan hanya manusia, bahkan mahluk lain pun menerima wahyu. “Yang menerima wahyu itu bukan hanya manusia, tapi mahluk lain juga menerima wahyu,” tutupnya.