25 C
Makassar
Sunday, March 16, 2025
HomePolitikJelang Pencoblosan, Elektabilitas Appi-Rahman Melejit ke Posisi Teratas

Jelang Pencoblosan, Elektabilitas Appi-Rahman Melejit ke Posisi Teratas

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Sepekan jelang pencoblosan pemilihan walikota dan wakil walikota (Pilwali) Makassar 2020, elektabilitas Munafri Arifuddin – Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman), melejit ke puncak klasemen.

Pasangan nomor urut 2 yang mengusung tagline Makassar Bangkit tersebut melaju kencang meninggalkan tiga rivalnya, Danny Pomanto -Fatmawati Rusdi, Syamsu Rizal-Fadli Ananda, dan Irman Yasin Limpo – Andi Zunnun Armin NH.

Hasil elektabilitas ini dirilis oleh Lembaga riset Roda Tiga Konsultandari survey cepat (quick survey) yang mereka lakukan terhadap keempat pasangan calon walikota di Pilkada Makassar 2020, yang diumumkan di Gammara Hotel Makassar, Rabu (2/12/2020).

Hasilnya, elektabilitas Paslon nomor urut 2 Appi-Rahman berhasil menyalip kompetitor terberatnya Danny-Fatma di angka 33,6 persen, sementara paslon berjargon ADAMA itu berada di angka 33,2 persen. Atau terpaut 0,4 persen.

Urutan ketiga ditempati pasangan DILAN yakni 10,7 persen dan Irman-Zunnun di posisi buncit dengan perolehan 3,8 persen.

Direktur Roda Tiga Konsultan, M Taufik, mengatakan, hal ini merupakan quick survey yang dilakukan pada tanggal (14-16/11/2020), untuk mengukur elektabilitas paslon di Pilkada Makassar dan dijadikan kajian, mengukur elektoral, serta demografi.

Survei ini melibatkan 820 responden yang merupakan warga negara Indonesia yang beromisili di Makassar, dengan usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan tidak termasuk TNI/Polri.

Menurut Taufik, sampel ditentukan berdasarkan populasi yaitu DPT terbaru kota Makassar. Memilih kecamatan dan kelurahan secara acak. Tidak hanya yang berusia lanjut.

“Warga Biringkanaya paling banyak kita ambil sampelnya, Kepulauan Sangkarrang paling sedikit. Gendernya 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Dari segi usia 40-44 tahun. Profesi paling banyak ibu rumah tangga atau emak-emak,” jelasnya.

Pola pengambilan survei, Roda Tiga menerapkan simulasi pencoblosan di bilik suara. Responden diberikan lembar simulasi kertas suara kemudian diminta untuk mencoblos seolah-olah sedang berada di bilik suara. Sifatnya simulasi. Selain itu juga ditanyakan langsung siapa yang menjadi pilihan masyarakat.

“Appi-Rahman unggul tipis dari rival terberatnya yaitu Danny-Fatma atau incumbent. Alasannya, pemilih belum menemukan alasan mengapa harus kembali memilih incumbent.”

“Selain itu karena nomor urut 2 programnya lebih menyentuh ke masyarakat dibanding paslon lain. Paslon nomor dua juga menggerus suara rivalnya yakni paslon nomor urut 1 yang merupakan kompetitornya,” jelasnya.

Bukan kali pertama Roda Tiga menggelar survei. Survei perdana untuk Pilkada Makassar dilakukan pada (28/8/2020) sampai pada tanggal (2/9/2020) lalu, dengan jumlah responden sebanyak 610 orang.

Saat itu, Danny-Fatma ketika itu tercatat unggul dengan perolehan 33,7 persen, disusul Appi-Rahman 14,7 persen, DILAN dan Irman-Zunnun sama-sama memperoleh 8,7 persen. Sementara responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 36,2 persen.

Selanjutnya pada pengambilan survei kedua dilakukan pada (1-7/10/2020) dengan jumlah responden sebanyak 1.970 responden. Lagi-lagi Danny-Fatma unggul diangka 38,6 persen, Appi-Rahman 25,1 persen, DILAN 11,8 persen dan Irman-Zunnun 5,2 persen. Sementara responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 20,4 persen.

Survei ketiga dilaksanakan pada (20-25/10/2020) dengan jumlah responden sebanyak 810 responden. Hasilnya Danny-Fatma masih di posisi teratas dengan presentasi 35,4 persen, Appi-Rahman 29,4 persen, DILAN 9,9 persen, dan Irman-Zunnun 3,8 persen. Sementara responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 21,8 persen.

Hasil survei tiga bulan terakhir ini menujukkan elektabilitas paslon berakronim ADAMA itu terus merosot dari waktu ke waktu. Sementara Appi-Rahman terus menunjukkan trend positif.

“Trend Appi-Rahman naik, karena strateginya yang dianggap baik oleh masyarakat. Bagaimana juga membangun komunikasi publik, pencitraan, pendekatan ke masyarakat, dan lain-lain.”

“Kenapa bisa turun, karena pemilih juga menimbang, makin kesini masyarakat punya pilihannya masing-masing. Makin bisa membedakan mana yang layak pimpin masyarakat,” lanjut Taufik.

Kesimpulannya, pungkas Taufik, di atas kertas Appi-Rahman mempunyai peluang besar menangkan Pilkada 2020. Agustus hingga November trendnya teruas naik. Kalau tidak ada kejadian luar biasa, black campaign misalnya, bisa jadi Appi-Rahman menang.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img