MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Kuliah Umum diselenggarakan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar via zoom hadirkan Ketua Umum (Ketum) Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah Se-Indonesia (P3SI), Abdul Syukur sebagai salah satu pemateri, pada Senin (19/10/2020).
Kuliah tersebut membahas lebih mendalam mengenai perkembangan kurikulum di Indonesia utamanya pada mata pelajaran sejarah.
“Perubahan kurikulum yang sudah 9 kali tersebut, saya yakin kita sepakati belum mampu membawa pendidikan nasional ketempat yang sesungguhnya, termasuk dalam hal ini kurikulum sejarah,” kata ketum P3SI, Abdul Syukur.
Menurutnya kurikulum sejarah pascareformasi sudah tidak memiliki konten materi yang jelas.
“Kurikulum sejarah berdinamika, orba berhasil menyusun konten materi yg sangat Indonesia sentris, sementara di era reformasi tidak memiliki perspektif baru dalam penyusunan konten, terkesan anemia terhadap materi-materi tertentu,” ungkapnya.
BACA:Â Lomba Nyanyi dan Cipta Lagu Daerah Meriahkan HUT Ke-351 Sulsel
Syukur mengatakan bahwa tujuan pembelajaran di era sekarang cenderung paradoks.
“Tujuan pembelajaran sejarah seakan menjadi paradoks, satu sisi untuk kepentingan pedagogic peserta didik, namun disisi lain alat kontrol kekuasaan bagi pemerintah yang berkuasa,” ujarnya.
“Permasalahan khususnya dalam materi pembelajaran sejarah yang dinilai sebelah mata oleh pihak pemerintah dan pihak peserta didik. Pembelajaran sejarah semakin kehilangan arah dan tujuan, sehingga banyak menyisakan permasalah yang belum bisa terselesaikan bagi dunia kependidikan di Indonesia,”tambah Dosen Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut.