SULSELEKSPRES.COM – Depresi adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat yang terus-menerus. Juga disebut gangguan depresi mayor atau depresi klinis, kondisi ini memengaruhi bagaimana kamu merasa, berpikir dan berperilaku, dan dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.
Dengan kondisi ini, seseorang mungkin mengalami kesulitan melakukan aktivitas normal sehari-hari, dan kadang-kadang juga merasa seolah-olah hidup tidak layak untuk dijalani.
Gejala Gangguan Depresi Mayor
Meskipun depresi mungkin terjadi hanya sekali selama hidup, seseorang biasanya memiliki beberapa episode. Selama episode ini, gejala terjadi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari yang termasuk:
Perasaan sedih, kosong, dan putus asa.
Hilang minat dan antusiasme untuk seluruh aktivitas.
Lekas marah dan frustasi.
Mengalami gangguan tidur, termasuk terlalu banyak tidur atau insomnia.
Tubuh terasa mudah lelah.
Kurang atau meningkatnya nafsu makan.
Rasa cemas dan gelisah berlebihan.
Sulit berpikir dan berkonsentrasi.
Perasaan tidak berharga atau bersalah.
Keinginan untuk bunuh diri.
Bagi banyak orang dengan depresi, gejala biasanya cukup parah dalam kegiatan sehari-hari, seperti pekerjaan, sekolah, kegiatan sosial atau hubungan dengan orang lain. Beberapa orang mungkin merasa tidak bahagia tanpa benar-benar mengetahui alasannya.
Sementara itu, tanda dan gejala umum depresi pada anak-anak dan remaja mirip dengan orang dewasa, tetapi mungkin ada beberapa perbedaan.
Pada anak-anak yang lebih muda, gejala depresi mungkin termasuk kesedihan, lekas marah, khawatir, sakit dan nyeri, menolak untuk pergi ke sekolah, atau penurunan berat badan.
Pada remaja, gejala mungkin termasuk kesedihan, lekas marah, merasa negatif dan tidak berharga, kinerja yang buruk atau kehadiran yang buruk di sekolah, merasa disalahpahami dan sangat sensitif, hingga menggunakan narkoba atau mengonsumsi alkohol. Di samping itu, pengidapnya juga bisa makan atau tidur terlalu banyak, menyakiti diri sendiri, kehilangan minat dalam aktivitas normal, atau sekadar menghindari interaksi sosial.
Depresi bukanlah bagian normal dari bertambahnya usia, dan itu tidak boleh dianggap enteng. Sayangnya, gangguan depresi mayor sering tidak terdiagnosis dan tidak diobati pada lansia, dan pengidap merasa enggan untuk mencari bantuan.
Gejala depresi mungkin berbeda atau kurang jelas pada lansia, seperti:
Mengalami kesulitan memori atau perubahan kepribadian.
Sakit fisik.
Kelelahan, kehilangan nafsu makan, masalah tidur atau kehilangan minat pada seks, tidak disebabkan oleh kondisi medis atau obat-obatan.
Sering ingin berdiam diri di rumah daripada keluar untuk bersosialisasi atau melakukan hal baru.
Pikiran atau perasaan untuk bunuh diri, terutama pada pria yang lebih tua.
Komplikasi Gangguan Depresi Mayor
Gangguan depresi mayor dapat memicu komplikasi yang memengaruhi kesehatan dan mengubah cara seseorang berpikir dan berperilaku. Adapun komplikasi yang mungkin terjadi di antaranya:
1. Naiknya berat badan dan obesitas
Saat mengalami depresi, tidak mengherankan jika kamu beralih ke makanan untuk mendapatkan sedikit kenyamanan. Beberapa ahli menyebut praktik ini dengan istilah makan secara emosional atau emotional eating.
Selain itu, gangguan depresi mayor juga dapat mengacaukan kerja hormon yang berkaitan dengan nafsu makan, sehingga kamu akan makan lebih banyak dari biasanya. Beberapa antidepresan bahkan membuat kamu bertambah gemuk.
Faktanya, kenaikan berat badan adalah salah satu alasan utama orang berhenti minum obat depresi. Jadi, kamu bisa minta dokter untuk memberikan rujukan ke dokter spesialis gizi yang mengerti kondisi depresi.
2. Penyakit kronis
Orang yang memiliki gangguan depresi mayor sering memiliki satu atau lebih penyakit jangka panjang, seperti:
Kanker.
Sklerosis ganda.
Penyakit jantung.
Diabetes
Sayangnya, depresi membuat masalah kesehatan kronis ini lebih sulit untuk diobati dan dikendalikan. Inilah yang mungkin bisa menjelaskan mengapa pria dan wanita yang mengalami gangguan depresi mayor, meninggal lebih cepat daripada orang yang tidak depresi dengan kondisi medis yang sama.
Faktor gaya hidup seperti kurang olahraga, pola makan yang tidak sehat, dan penyalahgunaan alkohol juga dapat menyebabkan kesehatan yang buruk dan kematian dini.
3. Menyakiti diri sendiri
Guna membantu mengatasi perasaan yang berkecamuk, tak sedikit pengidap depresi yang melakukan tindakan menyakiti diri sendiri. Misalnya, menyayat kulit atau menjambak dan menarik rambut. Bahkan, penyalahgunaan narkoba atau konsumsi minuman beralkohol pada saat yang sama membuat cedera serius lebih mungkin terjadi.
Menyakiti diri sendiri lebih sering terjadi pada remaja dewasa muda. Jika kamu juga sedang berjuang dengan hal itu, bicarakan dengan teman atau anggota keluarga yang kamu percaya. Bisa juga meminta bantuan psikolog untuk mengurangi tindakan menyakiti diri sendiri yang kamu lakukan.
Selain itu, beberapa pengidap gangguan depresi mayor juga memiliki pikiran untuk bunuh diri. Seharusnya, kondisi ini akan hilang ketika kamu mendapatkan perawatan.
4. Penyalahgunaan zat
Orang dengan gangguan depresi mayor juga memiliki masalah dengan alkohol atau obat-obatan. Keduanya dapat mengubah cara kerja pikiran dan tubuh.
Ketika kamu menggunakan zat dengan cara yang salah, kamu akan lebih berisiko untuk mendapatkan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan. Selain itu, apabila kamu memiliki pikiran untuk bunuh diri, ada kemungkinan lebih besar kamu akan melakukannya.
4. Perubahan kognitif
Gangguan depresi mayor dapat mengubah cara kerja otak. Kamu mungkin mengalami kesulitan untuk fokus atau mengingat kata maupun nama seseorang. Ini dapat terjadi selama atau di antara serangan depresi berat. Kondisi ini juga dapat mempersulit untuk berfungsi di semua bidang kehidupan, seperti pekerjaan, sekolah, dan hubungan pribadi.
Jangan sampai gangguan depresi mayor yang kamu alami berujung pada salah satu dari komplikasi tersebut. Lakukan pemeriksaan segera.
Sumber: halodoc.com