25 C
Makassar
Thursday, May 8, 2025
HomeHeadlineKonflik dengan JK, Pengamat Sebut Suara Danny Pomanto Tergerus

Konflik dengan JK, Pengamat Sebut Suara Danny Pomanto Tergerus

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Momentum pemilihan walikota dan wakil walikota Makassar 2020 kini telah memasuki masa tenang, terhitung sejak hari ini, Minggu (6/12/2020).

Masa tenang ini tentu bakal menjadi momen-momen senggang bagi para paslon. Akan tetapi berbeda hal nya dengan calon walikota Makassar nomor urut 1, Mohammad Ramdhan Pomanto.

Hal itu tidak lepas dari kasus rekaman suara yang mirip dengan dirinya, dan menuding tokoh masyarakat Sulawesi Selatan, Jusuf Kalla, sebagai dalang dibalik penangkapan Menteri Kelautan dan perikanan, Edhy Prabowo.

Atas kasus ini, Danny Pomanto diduga kuat tidak bisa memanfaatkan masa tenang untuk menenangkan diri jelang pencoblosan. Sebab, dirinya harus menguatkan timnya untuk memastikan semua suara yang ia galang bisa tetap masif sampai ke TPS.

Memang, tindakan yang dilakukan oleh Danny Pomanto ini masuk dalam kategori pidana umum dan tidak akan menyentuh ranah diskualifikasi. Akan tetapi, arah giringan wacana bisa saja dimanfaatkan oleh paslon lain.

Hal ini juga dibenarkan oleh pengamat politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto. Ia menilai, kasus ini berpeluang besar menggerus suara yang telah digalang oleh Danny Pomanto dalam beberapa waktu belakangan.

“Ini tentu sangat berpengaruh pada peluang kemenangannya, banyak pemilih yang sudah mulai berpikir dua kali untuk memilih Danny. Khususnya untuk pemilih yang belum menentukan pilihannya. Soalnya, ini nama pak JK. Sementara kita tau, kontribusi JK untuk daerah ini tidak perlu ditanya lagi,” ujar Luhur kepada awak media, Minggu (6/12/2020).

Lebih jauh Luhur mengatakan, hal yang bisa menguatkan Danny untuk menang adalah menjaga semua loyalisnya, dan meyakinkan masyarakat yang belum menentukan pilihan, untuk berada di pihaknya. Tetapi, hal itu dinilai sangat kecil peluangnya.

“Suaranya sudah pasti terpengaruh di TPS. Kemungkinan juga tergerus. Karena, sekali lagi, ini nama pak JK. Ketokohannya di Sulsel tidak perlu dipertanyakan lagi kan,” jelas Luhur.

BACA: Erwin Aksa Minta Pendukung Appi-Rahman Tidak Tidak Ikut Demo Danny

Lebih jauh Luhur menilai, tindakan yang dilakukan oleh Danny Pomanto tersebut merupakan blunder besar. Tokoh seperti Danny Pomanto yang saat ini sedang menjadi pusat perhatian, harusnya bisa menjaga ritme dan tidak melakukan tindakan ceroboh.

“Ini memang kejadian yang istilahnya adalah blunder politik. Seharusnya, tokoh seperti Danny, yang dalam posisi pusat perhatian, berhati-hati dalam membuat statmen. Mesti safety juga dalam setiap pergerakannya,” jelas Luhur.

“Karena apapun yang dilakukan sekarang, apalagi dalam kontestasi yang sangat ketat seperti sekarang ini, akan menjadi bahan bagi lawan untuk membuat serangan-serangan politik,” lanjutnya.

Ancaman untuk Danny Pomanto tentu sangat besar. Sepertinya, inilah yang disebut dengan badai politik. Kandidat yang dianggap kuat kemudian membuka celah sendiri untuk dimanfaatkan oleh lawan. Sehingga, hal ini bisa dijadikan sebagai bahan kampanye miring atau dimanfaatkan untuk mencuri suara dari pihaknya.

BACA: Rekaman Mirip DP Tuding KPK Jadi Alat Politik JK, IAS: Tega-teganya Difitnah

“Jadi ini berpotensi sebagai bahan negatif campaign. Dalam kondisi critical seperti saat ini akan menjadi bahan bagi lawan untuk bisa dikemas berulang kali setelah tahapan sosialisasi berakhir.”

“Ini lawannya bukan cuma nomor 2 ya, ada 3 dan 4, tergantung siapa yang bisa cepat mengolah ini untuk menjadi dukungan. Jadi ini bergantung pada mesin pengolahan masing-masing kandidat,” tutup Luhur.

Dengan hadirnya gelombang politik yang besar ini, tentu bagi Danny tidak ada lagi waktu bersantai di masa tenang. Sebab, selain menjaga basis dan suara tetap aman sampai di TPS, ancaman dari pihak berwajib juga masih terus mengintai.

spot_img
spot_img

Headline

spot_img