Mutiara Ramadhan (13):
Oleh Hadi Daeng Mapuna
(Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)
Dalam suatu kesempatan di bulan Ramadhan, seorang pengusaha UMK (Usaha Mikro Kecil) mengeluh karena produksinya menurun. Karyawannya yang berjumlah sekitar sepuluh orang bekerja lebih lambat dari biasanya. Jam masuk kerja pun molor, sehingga produktivitasnya menurun sekitar 20 persen.
Keluhan ini bukan sesuatu yang aneh. Banyak orang merasa bahwa ketika berpuasa, tubuh menjadi lemas, mudah mengantuk, dan kurang bersemangat dibandingkan hari-hari biasa. Namun, benarkah Ramadhan identik dengan penurunan produktivitas? Atau justru bisa menjadi momentum terbaik untuk meningkatkan kinerja, baik dalam aspek duniawi maupun ukhrawi?
Produktivitas dalam Islam: Seimbang antara Dunia dan Akhirat
Produktivitas dalam Islam tidak hanya diukur dari seberapa banyak pekerjaan duniawi yang mampu diselesaikan, tetapi juga dari peningkatan kualitas ibadah, ilmu, dan kontribusi sosial kita. Rasulullah saw. adalah contoh terbaik dalam menjaga keseimbangan ini.
Allah swt. berfirman:
“Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah: 7-8)
Ayat ini menegaskan bahwa seorang Muslim harus tetap bersemangat dalam beraktivitas, baik dalam ibadah maupun dalam pekerjaan duniawi.
Ramadhan bukan bulan untuk bermalas-malasan, melainkan bulan pembelajaran dan perjuangan. Sejarah membuktikan bahwa beberapa peristiwa besar dalam Islam terjadi di bulan Ramadhan, di antaranya:
- Perang Badar (2 Hijriah) – Rasulullah saw. dan para sahabat tetap berperang dengan penuh semangat meskipun dalam keadaan berpuasa.
- Fathu Makkah (8 Hijriah) – Makkah ditaklukkan pada bulan Ramadhan, menandai kemenangan besar bagi umat Islam.
Ini menunjukkan bahwa puasa bukanlah penghalang untuk tetap produktif dan berkontribusi. Jika para sahabat bisa berperang dan meraih kemenangan dalam kondisi berpuasa, maka kita pun seharusnya tetap bisa bekerja, berkarya, dan beribadah dengan optimal.
Strategi agar Tetap Produktif di Bulan Ramadhan
Agar tetap bisa produktif saat berpuasa, kita perlu mengatur dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Waktu Subuh – Pagi, misalnya, kita melakukan Tilawah Al-Qur’an, kajian keislaman, dan pekerjaan yang membutuhkan fokus tinggi. Pada siang hari, kita tetap bekerja atau beraktivitas dengan niat ibadah, dan sore sampai menjelang Maghrib, kita beristirahat sejenak, berdoa sebelum berbuka, dan bersedekah. Pada malam hari, kita Shalat Tarawih, tahajud, dan muhasabah diri.
Rasulullah saw. bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad dan Thabrani)
Menjaga Energi agar Tetap Optimal
Agar kita dapat melaksanakan aktivitas mulai dari subuh hingga malam hari seperti dikemukakan di atas, kita perlu menjaga energi dan kesehatan. Makan sahur yang bergizi dan tidak berlebihan, istirahat yang cukup agar tubuh tetap segar untuk beribadah dan bekerja, dan hindari begadang tanpa manfaat, karena malam Ramadhan lebih baik diisi dengan ibadah.
Rasulullah saw. bersabda:
“Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Ramadhan adalah kesempatan emas untuk meningkatkan kualitas diri. Jangan jadikan puasa sebagai alasan untuk bermalas-malasan, tetapi sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jadilah Muslim yang produktif, tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam memberikan manfaat bagi sesama. Setelah Ramadhan, teruskan kebiasaan baik agar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Semoga kita termasuk golongan yang memanfaatkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam. [*]