MIWF 2018 Dibuka Dengan Tarian Siswa Seni Budaya

Pembukaan MIWF ke-8 di Fort Roterdam/SULSELEKSPRES.COM/ RAHMI DJAFAR

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Makassar International Writers Festival (MIWF) yang ke-8 resmi dibuka, Rabu (2/5/2018) di Fort Roterdam Makassar.

Pembukaan ini dihadiri ribuan undangan dari berbagai kota, dan disambut dengan tarian siswa peserta residensi Beasiswa Seni Budaya yang berasal dari Brunai Darusalam, Malaysia, Ceko, Kepulauan Solomon, Rusia, Jerman, Afrika Selatan, berkat kerjasama Rumata Art Space dan Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

“Siswa ini belajar selama tiga bulan di sini, terkait tari, bahasa dan kolaborasi beberapa tempat,” ungkap Lily Yulianti Farid, Pendiri MIWF saat memberikan sambutan.

BACA: MIWF 2018 Membuka Ruang Diskusi Bagi Penulis Bahas Soal Ini

Lanjut Lily MIWF sendiri menjadi sebuah tradisi kultural dan sastra kota ini. Dengan mengankat tema voise/ noise terkait dengan mengedepankan sejumlah topik penting yang relevan dengan kondisi saat ini, baik di Makassar, Indonesia maupun dalam konteks global.

MIWF kali ini memasuki yang ke delapan tahun, dan diyakini Lily merupakan kegiatan yang tumbuh dari kekuatan masyrakat biasa dengan pengalaman yang tidak ada tandingannya.

Lily menyebutkan, kegiatan ini semata- mata merupakan percakapan kultural dengan menggunakan sastra sebagai arus penggerak.

BACA: Najwa Shihab Kembali Hadir di MIWF 2018

“Karen sastra yang akan mengetuk hati nurani kita, memberitahu tentang pengetahuan yang sangat personal. Sastra adalah yang bawa kita masuk pada alam pikiran,” jelas dia.

Lanjut Lily, jika ada orang yang bertanya sumber energi itu hingga ke MIWF sampai di tahun ke-8, jawabannya adala dirinya sebagai orang yang sangat percaya pada kekuatan orang dengan pikiran yang gellisah bisa menjadi penggerak utama.

“Orang – orang yang menggeluti sastra memang sepi dan panjang. Membaca Pram (buku karya Pramoedya Ananta Toer) adalah kembali pada alam pikiran manusia Indonesia.

BACA JUGA :  Koalisi Seni Indonesia Sosialisasi Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan

Penulis: Rahmi Djafar