Perekomian seluruh dunia terpengaruh dan mengalami kemerosotan pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan. Termasuk Sulsel, dari 7 persen sekarang berada pada posisi 3,7 persen.
Sehingga, Pemerintah Sulsel terus mendorong, toko dan restoran, warung untuk mengubah proses transaksi dengan melayani pesan antar, atau pesan via online.
“Ini kita lakukan agar rantai perdagangan tetap terjaga, ekonomi kita tidak terpuruk dan anjuran physical distancing tetap dilakukan,” paparnya.
Pemprov Sulsel juga menyiapkan toko sembako daring, yang merupakan upaya Dinas Ketahanan Pangan Sulsel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memudahkan kebutuhan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sulsel sebagai daerah penyedia pangan nasional, pangan Sulsel harus selalu siap. Selain memenuhi kebutuhan sendiri, juga sebagai penyedia pangan beberapa daerah di Indonesia.
“Pandemi Covid-19 diharapkan angkanya terus menurun dan mencapai titik nol. Sulsel saat ini sebagai daerah dengan persentase tertinggi tingkat kesembuhan dari lima daerah episentrum. Dan semoga tidak terjadi fase kedua pandemi,” harapnya.
Ia menyebutkan, Sulsel telah berpengalaman dalam menghadapi kondisi krisis, seperti krisis ekonomi tahun 1998. Kondisi ini membawa berkah bagi Sulsel di sektor perdagangan dan ekspor. Tetapi, kondisi pandemi saat ini, bukan hanya krisis ekonomi, tetapi juga memporak-porandakan kesehatan. Sehingga, mudah-mudah kondisi dapat cepat pulih dan dapat disusun skema-skema atau skenario untuk bangkit kembali, termasuk di sektor ekonomi. Sehingga yang diPHK bisa kerja kembali.
“Dan saya percaya Pak Saleh Pallu adalah tokoh yang sangat saya kagumi, punya kapabilitas luar biasa. Harapan saya, sebagai keluarga besar Bosowa berkontribusi memutus rantai penularan Covid-19,” pungkasnya.