SULSELEKSPRES.COM – Kemajuan teknologi informasi seperti ponsel denga segala kemudahan internet, kadang membuat pemiliknya lupa akan bersosialisasi, bahkan dampak dari ponsel pun kadang di abaikan.
Terlalu asik menggunakan ponsel kadang membuat kita melupakan si kecil. Hal ini ternyata berdampak negatif pada perkembangan anak.
BACA: Ingin Anak Berkulit Putih?, Berhubunganlah Diwaktu Ini
Beberapa penelitian menyebutkan, bahwa orang tua yang sibuk main ponsel saat mengasuh anak akan meningkatkan risiko anak mengalami gangguan emosional dan tumbuh menjadi anak yang hiperaktif.
Selain itu sejumlah penelitian juga menunjukkan hubungan antara pengunaan gadget dapat memicu hubungan yang kurang harmonis antara orang tua dan anak.
Laura Briks dari Barcelona Institue for Global Health Spanyol dalam jurnal Enviromental International dilansir doktersehat, melakukan penelitian pada 83.884 pasangan ibu dan anak di Spanyol, Denmark, Norwegia, Belanda dan Korea.
Dalam penelitiannya Laura menemukan bahwa anak yang ibunya sering menghabiskan waktu dengan ponsel saat mengasuh anak akan memiliki risiko gangguan perilaku dan emosional.
BACA: Benarkah, Pakai Ponsel Tiap Hari Bisa Memicu Tumor otak?
Laura dan rekan-rekannya juga menemukan bahwa anak yang lahir dari ibu yang suka menelpon lebih dari empat kali sehari punya peluang untuk menjadi anak yang hiperaktif.
Sebuah survei media riset Common Sense menyebutkan bahwa orang tua rata-rata menghabiskan waktu di depan ponselnya kira-kira 9 jam per hari. Hal ini termasuk main handphone saat mengasuh anak, dengan sebagian besar waktu dihabiskan untuk mengecek sosial media pribadinya.
Terkait hal ini, Larry Rosen, profesor emeritus di California State University, Dominguez Hills mengimbau kepada setiap orang tua untuk membatasi penggunaan HP saat menghabiskan waktu bersama anak.
Ia juga mengingatkan bahwa anak-anak akan menyerap apa yang mereka lihat. Anak-anak juga akan belajar dan membentuk relasi dari perilaku orang tua mereka.
Terlalu sering memeriksa ponsel saat mengasuh anak akan membahayakan komunikasi antara anak dan orang tua.