Pasien Tewas Setelah Disuntik 12 Kali Anti Tetanus

Istri Umar, Warda (45) di depan jenazah sang suami saat ditemui awak media mengungkapkan, jika suaminya mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh pelayanan di RSUD Bulukumba saat dirawat.

Keluarga pasien melaporkan pelayanan RSUD ke anggota DPRD Bulukumba, Kamis (3/8/2017).Jusrianto/Sulselekspres.

BULUKUMBA- Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Dg Radja Bulukumba kembali jadi sorotan. Pasalnya, salah seorang keluarga pasien yang meninggal dunia setelah disuntik 12 kali melaporkan pelayanan RSUD ke anggota DPRD Bulukumba.

Awalnya, pasien bernama Umar Hakim (45) warga Desa Bontomanai, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulsel meninggal dunia setelah jalani perawatan di Ruang ICU selama 2 malam karena penyakit tetanus bekas tusukan kawat duri pagar di kaki kanannya.

Istri Umar, Warda (45) di depan jenazah sang suami saat ditemui awak media mengungkapkan, jika suaminya mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh pelayanan di RSUD Bulukumba saat dirawat.

“Almarhum sakit pada kakinya setelah ditusuk kawat. Setelah 3 hari, suami saya mendapat perawatan di Puskesmas, setelah itu dilanjut ke Dokter praktik. Saat itu kondisinya membaik. Menjelang 1 hari, rasa nyeri dan kaku terasa di mulutnya, akhirnya saya larikan ke RSUD Bulukumba, hari minggu (30/7/2017) malam, dan masih dalam keadaan membaik,”ungkapnya.

“Sesampainya di RSUD Almarhum dicek darah dan normal dan diinpus. Namun Setelah bermalam 1 malam dia dipindahkan ke ruang isolasi jam 1 malam Senin (31/7/2017), disana menunggu lama sampai pukul 13.00 Wita siang, hari Senin baru dilayani. Di sanalah dia disuntik 12 kali di sekujur tubuhnya. Bahkan sampai diikat” tambahnya.

Warda juga menyampaikan jika saat di ruang Isolasi, dokter menyuntikan obat ketubuh korban dimana obat itu adalah obat percobaan, tak lama berselang tiba-tiba korban kejang dan dimulutnya mengeluarkan busa, lendir bercampur darah.

“Karena kondisinya kejang, suami saya dimasukan ke ICU pada Selasa (1/7/2017) siang, itupun kami harus menunggu dokter selama 2 jam baru bergeser ke ICU, tak lama kemuadian Pukul 19.30 wita suami saya dinyatakan meninggal, saat itu sama sekali tidak ada dokter yang mendampingi, hanya ada perawat” Tambah Wardah.

BACA JUGA :  Komeng Derita Gizi Buruk, Begini Keadaannya Sekarang

Pihak keluarga menyayangkan sikap dokter dan pelayanan di RSUD Bulukumba yang dinilai lamban dalam penanganan kasus medis. Sementara itu, Humas RSUD Bulukumba, Gumala Rubiah menuturkan, Jika dokter saat itu telah menjalanka protop dan sop sesuai ketentuan.

“Untuk penyakit tetanus, memang disuntikan 12 kali cairan anti tetanus ke tubuhnya dengan jumlah 3000mg untuk membunuh virus tetanus itu,”ungkapnya.

Mengenai soal pelayanan yang dikeluhkan, pihak Rumah Sakit sementara membentuk Tim investigasi penanganan laporan kasus tersebut, termasuk melaporkan kepada para dokter adanya keluhan.