MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Forum Komunikasi Pengungsi Rohingya di Kota Makassar menggelar dialog keummatan, di salah satu kedai, di Jalan Toddopuli 10, Kecamatan Manggala, Makassar, Senin (20/8/2018).
Kegiatan ini mengusung tema “Pengungsi Rohingya Mencari Keadilan”. Dalam diskusi tersebut lebih banyak membahas nasib pengungsi Rohingya.
Ketua Forum Komunikasi Pengungsi Rohingya Makassar, Ustadz Iqbal Djalil menjelaskan, sekitar kurang lebih 212 pengungsi asal Rohingya, Myammar yang belum memiliki kejelasan. Bahkan diantaranya sudah belasan tahun di Makassar, namun belum ada titik terang kapan dipindahkan ke negara ketiga atau negara tujuan.
BACA:Â Masalah Pasar Sentral, Soni Sumarsono: cuma ada bopeng
Dia mengatakan, ada beberapa upaya perjuangan yang telah dilakukan, termasuk mengayomi Pengungsi Rohingya.
“Ini tidak terlepas dari hubungan kemanusiaan. Kalau itu adalah hubungannya agama, maka mereka adalah saudara kita,” kata Ustadz Ije, sapaan akrabnya.
Anggota DPRD Kota Makassar ini mengatakan, 212 pengungsi Rohingya sudah tercatat dalam data base. Sehingga, baginya pengungsi Rohingya bukan lagi orang asing bagi dirinya.
BACA:Â Ije: Kaum Milenial Sebenarnya Yang Paham Kitab Suci Agamanya
“Kita juga sudah banyak mengadvokasi ketidakadilan, dalam kerangka dirinya senagai manusia. Dasar pikiran kita, kita mengetahui sejarah, bahwa berbeda pengungsi Rohingya yang ada di Makassar ini berneda dari pengungsi lainnya, makanya perlakuan kami juga berbeda,” tambahnya lagi.
Dijelaskan lebih jauh, bahwa kehadiran pengungsi Rohingya berada di Makassar karena ada kondisi di negaranya yang sulit dihindari. Sehingga, Pengungsi Rohingya bagaikana air yang muaranya entah diketahui ke mana.
“Jadi sebenarnya kami ingin berbicara lebih serius, karena ini urusan negara. Kita ini berbicara di Makassar, tapi masalah pengungsi Rohingya bicaranya skala internasional, tapi kami berpikir, bahwa kita advokasi, lakukan yang bisa kita lakukan. Selalu muncul rasa optimisme, kalau bukan kami, bukan di sini, siapa lagi,” pungkasnya.