Sebagai langkah penanggulannya, maka kata Cecep, dibuat sebuah posko yang terdiri dari Airline Operator dan Ground Handling Agent, yang akan tetap berkordinasi kepada kantor pusat AP I, Dishub Kominfo Sulsel, Ditangut, dan Otoritas Bandara Wilayah V.
Selain itu, menurut Cecep, biasanya pada bulan tersebut, angka kemacetan taxi yang memasuki area bandar udara akan padat. Maka dari ini, pihaknya lalu membuat skema untuk mentaktisinya pada tahun ini.
“Jika terjadi kondisi peningkatan arus penumpang berangkat yang luar biasa, maka petugas mengalihkan parkir arus bandara kendaraan pengantar dan menambah penyediaan tenaga pengatur arus kendaraan,” terangnya.
“Namun apabila, terjadi antrian di tapping boarding pass, maka kita akan mengaktifkan penggunaan SCP Karyawan,” sambung Cecep.