MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Peneliti CRC Aswar Annas menilai pengaruh elektabilitas Danny Pomanto untuk maju kembali dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar 2018, makin membuat masyarakat berempati terhadap pasangan Indira Mulyasari Paramastuti.
Hal itu lantaran adanya panggilan Polda Sulsel, terkait kasus yang tengah diselidiki berupa pengadaan 7.000 pohon ketapang kencana dan tujuh sanggar lorong tahun 2016.
“Apabila pihak kepolisian tidak memberikan bukti kongkrit, justru citra polisilah malah menurun, sebaliknya elektabilitas Pak Danny meningkat karena masyarakat sudah cerdas bahwa dianggap pak danny telah dikambing hitamkan dalam kasus ini,” ujar dia saat dihubungi via pesan Whatsupnya.
Walaupun, dia tidak menapik bahwa momen politik ini terdapat sejumlah lawan Politik dari bakal calon Wali Kota Makassar yang bertaglime ‘DIAmi’ yang akan memanfaatkan kasus ini.
“Berhubungan Makassar saat ini terjadi Local Warming (pemanasan lokal) maka tentu banyak pihak yang memainkan kasus ini, dari lawan politik pak Danny,” terangnya penulis buku Interaksi Pengambilan
Tim Subdit III Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Direktorat Reserse Kriminal Khusus memeriksa Wali Kota Makassar Danny Pomanto dinilai Peneliti Peneliti CRC Aswar Annas sarat dipolitisir. Terlebih lagi dalam kasus ini penyelidikan utama hanyalah kepada dinas terkait sebagai mitra kerja dan penggeledahan Balaikota yang menurutnya Polda Sulsel tidak memperhatikan tahapan dan prosedur penyelidikan.
“Kalau begini kesannya langsung loncat. Seolah-olah pak danny ini penjahat lokal yang kelas kakap di kota makassar,” ucap disapa Aswar, Jumat (5/1/2018).
Aswar juga mengungkapkan langkah yang diambil pihak polisi sudah tepat khususnya membrantas kepala daerah yang bermasalah, akan tetapi diperlukan tindakan etis dalam tahapan dugaan.
“Pak danny memperlihatkan jiwa kerjasama dan respon positif untuk siap diintrogasi,” ujar Aswar.