SELAYAR, SULSELEKSPRES.COM – Dian Ady Luhur akhirnya terpilih sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kepulauan Selayar Periode 2018 – 2021.
Putra Wakil Bupati ini terpilih secara aklamasi dalam Musda XIV DPD KNPI Kepulauan Selayar yang dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar di Gedung PKK Benteng, Sabtu 11 Agustus 2018.
“Saya ucapkan terima kasih karena berkat dukungan dari semua pihak, sehingga bisa menerima amanah ini,” ujar Dian Ady Luhur, Minggu (12/8/2018).
BACA: Bupati Selayar Sebut Prof Nurdin Abdullah Adalah Negarawan Sejati
“Kemenangan ini adalah kemenangan seluruh pemuda Selayar bukan hanya kemenangan saya secara pribadi,” tambahnya
Selain mengucapkan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diterimanya, pria yang akrab disapa Bung Dian ini berharap ke depan pemuda Selayar mampu bersinergi dengan Pemerintah Daerah.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mengajak kepada seluruh elemen pemuda yang ada di Kepulauan Selayar untuk bekerjasama guna menjalankan amanah dan tanggungjawab yang diembannya.
BACA: KNPI Selayar Harapkan Pemuda Lawan Korupsi
“Saya berharap seluruh elemen pemuda bisa menjadi garda terdepan dalam proses pembangunan di Kepulauan Selayar,” tutur Dian Ady Luhur.
Terpisah, Ketua KNPI Sulsel, Imran Eka Saputra menekankan bahwa pemuda hadir sebagai simbol perekat dan persatuan bangsa.
Ia mengatakan, pemuda hadir memberikan sumbangsi gagasan untuk membangun generasi muda tanpa memandang suku,ras dan agama.
“Sebab pemuda hadir sebagai simbol perekat dan persatuan bangsa, bukan malah sebaliknya,” ujarnya.
Dosen Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini menambahkan, pemuda adalah generasi penerus dan KNPI sebagai laboraturoum pertama kader pelanjut tongkat estafet kepemimpinan bangsa dan negara kedepannya.
“Oleh karena itu KNPI sebagai wadah berhimpun menjadi motor penggerak pemuda yang berkemajuan untuk menciptakan peradaban adil makmur,” pungkasnya.
Olehnya itu dia berpesan bagi seluruh pemuda agar kedepannya tidak boleh mundur untuk mempertengtangkan hal yang berbeda.
“Tetapi, mari kita menyatukan perbedaan itu menjadi sebuah warna dan kekutan bangsa untuk menjemput generasi emas Indonesia menuju era bonus demografi 2030,” tutupnya.