SULSELEKSPRES.COM – Mantan Menko Perekonomian era Gus Dur, Rizal Ramli menyorot tata kelola partai politik di Indonesia yang disebut tidak demokratis.
Banyak partai disebut seolah seperti partai keluarga. Hal seperti ini dianggap membuat partai sulit mendapatkan loyalitas dari kadernya.
Hal itu disampaikan Rizal Ramli ditengah masih ramainya kisruh internal dualisme kepengurusan Partai Demokrat. Rizal sendiri tidak secara khusus menyebut kalau kritiknya ini merujuk pada partai tertentu.
“Kebanyakan Partai2 dikelola tidak demokratis, bagaikan partai keluarga (CV, bukan PT, apalagi demokratis). Oligarki itu diperkuat dgn aturan Ketum bisa recall anggota DPR (harusnya yg recall pemilih). Partai keluarga sulit untuk mendapatkan loyalitas tanpa fulus. Quo vadis ?” tulis Rizal Ramli melalui akun media sosial Twitternya, (6/3/2021).
Kebanyakan Partai2 dikelola tidak demokratis, bagaikan partai keluarga (CV, bukan PT, apalagi demokratis). Oligarki itu diperkuat dgn aturan Ketum bisa recall anggota DPR (harusnya yg recall pemilih). Partai keluarga sulit untuk mendapatkan loyalitas tanpa fulus. Quo vadis ?
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) March 6, 2021
Diketahui, kisruh internal Partai Demokrat terus bergulir usai digelarnya KLB oleh sekelompok kader. Hasil KLB ini menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum baru menggantikan posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Salah satu alasan digelarnya KLB ini karena menganggap Demokrat sudah tidak demokratis dan menjadi partai keluarga. Kepemimpinan AHY digugat dan berupaya digantikan ditengah jalan.