Home Politik Diskusi PPI Sulsel, Akademisi Ungkap Solusi Menangkal Paham Radikalisme

Diskusi PPI Sulsel, Akademisi Ungkap Solusi Menangkal Paham Radikalisme

0
Diskusi PPI Sulsel, Akademisi Ungkap Solusi Menangkal Paham Radikalisme

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Poros Pemuda Indonesia (PPI) Sulsel menggelar dialog bertajuk “Tantangan Pemuda dalam Menghadapi Isu Radikalisme” berlangsung di Warkop Alira Point, kompleks Topaz, Boulevard, Sabtu (06/03/2021.

Dalam kegiatan tersebut hadir sejumlah narasumber diantaranya , Luhur A Prianto (Akademisi Unismuh Makassar), Dr. Sakka Pati (Pengamat Konflik), Irfan Baso ( Aktivis KAMMI SulSel) dan Ibrahim (Ketua Gema Pembebasan Kota Makassar).

Akademisi Unismuh Makassar Luhur A Prianto mengatakan, doktrin Radikal bisa menjadi paham dan sekaligus menjadi ideologi.

“Radikalisme juga bisa menjadi gerakan politik dan jika sudah menjadi gerakan politik bisa menjadi lawan tanding bagi yang berkuasa, bahkan lawan bagi paham paham lain termasuk nasionalisme,” paparnya.

Radikalisme menurutnya, akan berkembang sepanjang masih ada ketidakadilan dan kesewenang wenangan pemerintah, ruang hidup radikalisme masih tetap ada.

Sehingga kata Luhur, solusi menangkal radikalisme dengan cara, sempitkan ruang-ruang itu dengan adanya keadilan dan ekonomi yang lebih baik dan tentunya dengan pemerintahan yg baik.

Disisi lain, Pengamat konflik sekaligus dosen fakultas hukum Unhas, Dr. Sakka Pati mengatakan, terorisme suatu aksi dalam menciptakan ketakutan dengan cara-cara kekerasan dan doktrin radikal untuk mempengaruh situasi politik dimasyarakat.

“Radikalisme dan terorisme suatu aksi yg dilakukan secara terorganisir dan merupakan kesatuan yang utuh bahkan sulit dipisahkan,” ujarnya.

Menurutnya, generasi pemuda banyak terpapar radikalisme diusia 17 sampai 30 tahun dan hampir sebagian besar dari kalangan mahasiswa yang terpapar di Indonesia.

“Dari data yang dihimpun dari berbagai sumber menyatakan kelompok yang sudah terpalar sebagian besar diantaranya sepakat untuk melakukan aksi radikal,” jelasnya.

Sementara, Ketua gema pembebasan sulsel Ibrahim mengatakan bahwa radikalisme diciptakan bagi orang yang membenci islam. Ketika tidak sejalan pemerintah dicap sebagai radikal.

“Secara global isu radikalisme sudah dimainkan oleh dunia untuk memerangi ummat islam dan islam adalah ancaman yang nyata bagi dunia ,terkhusus bagi mereka ingin merebut kekuasaan,” ujarnya.

Terakhir dalam diskusi tersebut sekertaris KAMMI daerah sulsel irfan baso mengatakan Kammi dan organisasi lain harus mengambil peran dalam mmengangkal isu radikalisme, aksi radikalisme ,tidak ada dalam agama apapunyg membenarkan aksi radikalisme.

“kedepan bagaimana pemerintah dalam hal ini BNPT harus proaktif melakukan advokasj terutama dalam melakukan pendamoingan terhadap orang yang sudah terpapar,” pungkasnya.