26 C
Makassar
Thursday, December 12, 2024
HomeNasionalSoal Puisi Neno, Tanfidziyah PBNU: Yang Kita Sembah Allah SWT Bukan Pilpres

Soal Puisi Neno, Tanfidziyah PBNU: Yang Kita Sembah Allah SWT Bukan Pilpres

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Bait puisi yang dibacakan Neno Warisman, pada acara Munajat 212, Kamis (21/2/2019) malam, memicu perdebatan, hingga kritikan.

Saat itu, Neno membaca sepenggal puisi yang tafsirnya merupakan permintaan kemenangan kubunya dalam Pilpres nanti.

“… Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu…” demikian bunyi puisi yang ia bacakan.

Baca: Puisi Kontroversi Neno Warisman, Ma’ruf Amin: Kita Pilpres, Bukan Perang Badar

Mengenai itu, Ketua Harian Tanfidziyah PBNU, Robikin Emhas merasa heran akan diksi “Allah tak lagi disembah” yang dibacakan oleh Neno.

Heran, sebab Robikin tak menemukan dasar kekhawatiran Neno, jika calon pasangan presiden dan wakil presiden yang Neno dukung kalah lalu berujung pada kealpaan hamba Allah SWT.

“Ingat, Tuhan yang kita sembah adalah Allah SWT. Bukan pilpres,” kata Robikin, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Sabtu (23/2/2019).

Selain itu, Robikin juga menyalahi puisi Neno, menurutnya, puisi tersebut mengandaikan situasi Pilpres serupa perang. Kata dia, berdoa macam puisi Neno, adalah manipulasi fakta. Padahal berdoa menurutnya, merupakan upaya membangun hubungan dengan Allah.

“Tak usah berusaha mengukur kadar keimanan orang. Apalagi masih terbiasa ukur baju orang lain dengan yang dikenakan sendiri.”

Baca: Cara Neno Warisman Yakinkan Prabowo yang Sempat Ragu Ikut Nyapres

Tak hanya Robikin, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun ikut angkat bicara soal puisi Neno Warisman itu. JK menyebut, puisi tersebut memiliki konteks kampanye.

“Ya namanya kampanye, tapi kampanye yang keliru,” katanya.

Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 02, Ma’ruf Amin menyatakan puisi Neno tersebut sama seperti potongan doa yang digunakan Nabi Muhammad ketika Perang Badar melawan pasukan Quraisy di Mekkah.

Ia lantas menjelaskan Perang Badar merupakan pertempuran antara pasukan Islam yang dipimpin Nabi Muhammad melawan pasukan kelompok kafir Quraisy.

“Bahkan ada yang berdoa menggunakan doa nabi ketika Perang Badar, kalau Perang Badar yaitu (pertempuran) antara Islam dan kafir,” kata Ma’ruf saat ditemui di Mall Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (23/2/2019).

Baca: Puisi Romy: Katanya Hasil Ijtima Baca Qur’an Kau Hindari

Lebih lanjut, Ma’ruf menyayangkan puisi yang dibacakan Neno tersebut. Ia menilai puisi itu sama saja menempatkan posisi Joko Widodo dan dirinya sebagai pihak kelompok kafir dalam ajang pilpres kali ini.

“Kedua menempatkan posisi yang lain sebagai seorang kafir, maka sama saja menganggap pak Jokowi dan saya dianggap orang kafir. Itu sudah tak tepat. Sayang lah,” kata dia.

Penulis: Agus Mawan
spot_img
spot_img

Headline

spot_img