SULSELEKSPRES.COM – Aktivitas makan juga berpengaruh pada jam biologis seseorang. Jika Anda adalah orang yang seringkali telat makan, maka diperkirakan akan memperngaruhi jam bilogis Anda juga.
Dilansir dari Hellosehat.com, jam biologis sebagai ritme sirkadian merupakan segala perubahan aktivitas fisik, mental, dan perilaku manusia dalam waktu 24 jam. Jam biologis bisa menentukan siklus tidur, produksi hormon, suhu tubuh, dan berbagai fungsi tubuh lainnya.
Ritme sirkadian diatur oleh apa yang disebut jam utama (master clock) di dalam otak. Jam utama merupakan sekelompok sel saraf di bagian otak hipotalamus yang terletak di area Suprachiasmatic Nucleus (SCN), yaitu bagian yang mengatur rasa lapar, suhu tubuh dan rasa haus. Selain diatur oleh faktor alami di dalam tubuh manusia, jam biologis tubuh juga bisa dipengaruhi oleh kondisi cahaya di lingkungan sekitar seseorang.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology menemukan bahwa jam biologis dapat diatur ulang berdasarkan kapan waktu seseorang sarapan, makan siang, dan makan malam.
Dalam studi ini, peneliti melibatkan peserta sebanyak 10 pria muda selama 13 hari. Mereka diminta untuk makan sebanyak 3 kali sehari dengan jeda waktu tiap makannya 5 jam. Semua makanan yang diberikan untuk para peserta memiliki kandungan gizi dan kalori yang sama.
Pada awalnya setiap peserta memulai makan 30 menit setelah bangun tidur. Kemudian setelah setelah terbiasa dengan pola makan tersebut, peserta diminta untuk mengganti pola makan mereka di enam hari terakhir penelitian menjadi 5 jam setelah bangun tidur. Dari perubahan pola makan tersebut, peneliti menganalisis jam biologis tubuh dari tiap peserta.
Penundaan jam makan memengaruhi kadar gula darah
Hasilnya, perubahan pola makan ternyata tidak memengaruhi rasa lapar maupun pola tidur dari tiap peserta. Tidak hanya itu, perubahan pola makan ini juga tidak berpengaruh pada jam biologis utama di otak yang mengatur pelepasan hormon kortisol dan melatonin.
Namun, peneliti menemukan bahwa perubahan pola makan dengan cara penundaan jam makan 5 jam dari biasanya, menyebabkan perubahan gula darah secara berarti, atau bisa dikatakan siklus tubuh dalam memproses gula darah tertunda 5 jam dari biasanya. Meski begitu, perubahan siklus gula darah ini tidak diikuti dengan perubahan siklus insulin dan trigliserida.
Para peneliti beranggapan bahwa fenomena ini disebabkan oleh perubahan yang terjadi di jam biologis yang mengatur metabolisme tubuh, bukan jam biologis utama (master clock) yang berada di otak.
Mengubah jam makan bisa mengatur ulang jam tubuh yang mengatur gula darah
Dari hasil penelitian tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa orang-orang yang memiliki masalah ritme sirkadian dapat mencoba makan pada interval waktu tertentu untuk membantu mengatur ulang jam tubuhnya. Cara ini pun juga bisa mencegah gangguan metabolisme, khususnya gangguan pada gula darah.
Secara khusus, hasil studi ini dapat diaplikasikan pada orang yang sering mengalami masalah dengan ritme sirkadian, seperti orang-orang yang bekerja shift atau mereka yang sering bepergian secara rutin melewati banyak zona waktu, seperti pilot, pramugari, pelaut, musisi, atau traveler.
Sumber: Hellosehat.com