MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Universitas Hasanuddin dan Asosiasi Studi Jepang di Indonesia (ASJI) menggelar seminar internasional bertema “Indonesia-Japan History: Connection and Comparison” di ruang Senat Gedung Rektorat Unhas, Selasa (7/8/2018).
Seminar ini menghadirkan Mr Katsutoshi Miyakawa, Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar, Prof. Emeritus Aiko Kurasawa, Sejarawan dan seorang ahli Indonesia dari Keio University, dan Dias Pradadimara, MA. dosen FIB Unhas.
Acara dibuka secara resmi oleh Direktur Komunikasi/Kepala Sekretariat Rektor Suharman Hamzah, ST., MT.,Ph.D yang mewakili Rektor Unhas.
BACA: Tim Medis Gabungan Unhas Target Tangani 80 Pasien Korban Gempa Lombok
Dalam sambutan, Suharman mengatakan bahwa hubungan kerja sama Indonesia-Jepang yang telah memasuki usia 60 tahun bukanlah waktu yang singkat, sehingga keduanya memiliki hubungan dan koneksi yang baik untuk dimanfaatkan dalam dialog seminar seperti ini.
Hubungan diplomasi yang panjang kata Suharman itu memiliki arti dan makna tersendiri, baik di bidang pendidikan, sosial budaya, ekonomi dan lainnya.
“Saya kira banyak hal yang bisa kita pelajari dari kemajuan dan kebudayaan Jepang. Dan saya berharap alumni dan dosen kita bisa terus melanjutkan studi ke Jepang,” kata Suharman.
Selain itu, dalam seminar internasional ini, Mr Katsutoshi Miyakawa membahas keanekaragman dan toleransi di Jepang dan Indonesia.
Menurutnya, kemajuan dan produktifitas SDM Jepang lahir dari nilai keanekaragmaan, pengakuan terhadap berbagai potensi manusia, dan menciptakan masyarakat yang sesuai dengan kemampuannya.
“Di negara kepulauan seperti Jepang, pola pikir keanerkaragaman mudah bertumbuh. Filosofi kenekaragaman itu sendiri adalah menghormati dan mempercayai semua fenomena yang beranekaragam di dunia ini,“ papar Miyakawa.
Konjen Jepang tersebut menyimpulkan bahwa kehidupan adalah kata lain dari keberagaman. Sehingga menghormati keberagaman dan hidup berdampingan merupakan suatu kebutuhan.
“Jika antar manusia saling membuka hati, saling mengetahui, saling memperdalam persahabatan akan lahir saling pengertian terhadap perbedaandan keberagaman yang tak terhingga,” simpul Miyakawa dalam makalahnya.
Sementara pemakalah dari Unhas, Dias Pradadimara, MA membahas sejarah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan konsep Deklarasi Djuanda dan pengakuan UNCLOS 1982.
Para peserta yang hadir tampak serius menyimak persentasi masing-masing narasumber. Para peserta umumnya mahasiswa dan dosen yang tertarik mempelajari sejarah, kebudayaan, dan hubungan diplomati Indonesia-Jepang.