GOWA, SULSELEKSPRES.COM – Penjabat Sementara Bupati Gowa, Andi Aslam Patonangi mengikuti Rakor Terbatas Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka penanggulangan Covid-19 secara virtual di ruang kerjanya, Selasa, (1/12/2020).
Ditemui usai mengikuti rapat koordinasi terbatas tersebut, Aslam berharap vaksin Covid-19 segera dilaksanakan. Menurutnya hal ini penting agar persoalan Covid-19 yang terjadi secara global termasuk di Kabupaten Gowa bisa cepat terselesaikan.
“Kita berharap dengan adanya vaksin ini akan tercipta secepatnya imunitasi masyarakat kita. Ini kan masalahnya pada Covid-19, apa yang terjadi pada ekonomi kita akarnya dari Covid-19. Kalau kita bisa segera sembuh dari Covid-19 ini tentunya juga maka kegiatan masyarakat kita yang lain seperti ekonomi, sosial, budaya dan agama sudah bisa jalan normal lagi,” ujar Aslam.
Lanjut Aslam, Pemerintah Kabupaten Gowa siap mendukung mensukseskan pelaksanaan vaksin ini seperti menyiapkan tempat penyimpanan vaksin yang sesuai dengan rekomendasi Kementerian Kesehatan RI yakni 2-8 derajat celcius agar vaksin betul-betul terjaga.
Selain itu, kedepan Pemerintah Kabupaten Gowa juga akan melakukan sosialisasi terkait vaksinasi yang akan dilakukan ini. Menurutnya hal ini juga sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar proses vaksin bisa berjalan dengan efektif.
“Kita harus menjelaskan ke masyarakat bahwa tidak semuanya divaksin. Karena masih terbatas jumlahnya, kemudian ada segmen tertentu yang divaksin yaitu umur 18-59 tahun. Ini yang harus dijelaskan bahwa dibawah 18 tahun dan diatas 59 tidak vaksin,” tandasnya.
Menteri Dalam Negeri RI, Tito Karnavian dalam arahan mengatakan vaksin ini merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi solusi dari pandemi Covid-19 yang terjadi secara global termasuk Indonesia. Olehnya itu, pelaksanaan vaksin ini kata Tito harus berjalan dengan sukses.
Maka dari itu, Tito menyebutkan dukungan pemerintah daerah dalam hal ini Bupati dan Walikota sangat dibutuhkan untuk mensukseskan vaksinasi Covid-19. Apalagi kata Tito, dari pemaparan Menteri Kesehatan RI, masih ada masyarakat yang menolak vaksinasi.
“Perlu sosialisasi, karena masih ada beberapa pihak sekolompok orang yang resisten terhadap vaksin. Dukungan pemerintah daerah besama perangkatnya sangat dibutuhkan untuk menyakinkan masyarakat bahwa progarm ini sangat mulai untuk mengakhiri semua ini,” ujar Tito.
Selain perangkat pemerintah, Tito juga berharap sosialisasi vaksin ini memanfaatkan sejumlah pihak seperti, tokoh masyarakat, tokoh agama, media sosial, media mainstream dan media lokal yang ada di daerah masing-masing.
“Dinas Kominfo di kabupaten/kota, Biro Humas melakukan dan mengembangkan mendukung dengan membuat narasi mendukung vaksinasi di daerah masing-masing,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI, dr. Terawan Agus Putranto mengatakan saat ini progres vaksin di Indonesia sudah tahap uji klinik fase 3 platform inactivated SAR Cov 2 yang diperkirakan selesai akhir tahun 2020.
Sementara kelompok sasaran penerima vaksin Covid-19, Terawan menyebutkan masyarakat yang berusia 18-59 tahun sedangkan untuk pembiayaan juga akan dibagi dua skema, yaitu skema program yang akan dibayarkan oleh pemerintah sebesar 30 persen dan skema mandiri 70 persen.
“Skema program ini terdiri dari Tenaga kesehatan dan penunjang difasilitasi pelayanan kesehatan sebanyak 1.251.773 orang, Kemudian pelayan publik, Seperti TNI, Polri, Satpol PP, Aparat Keamanan, Petugas Bandara, Pelabuhan, PLN, PDAM dan lain-lain sebanyak 4.422.331 dan BPJS PBI sebanyak 26.848.172 sementara untuk skema mandiri sebesar 75.084.276. sehingga tahap ini totalnya 107.206.544 orang yang akan divaksin,” ungkapnya.