MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Plt Ketua TP PKK Sulsel, Naoemi Octarina mengaku Fasilitas anak-anak berkebutuhan khusus harus dimasukkan sebagai program kerja di tahun 2022 mendatang, bersinergi dengan OPD.
Hal ini disampaikan Naoemi Octarina saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional Tingkat Provinsi Sulsel didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Imran Jausy yang dipusatkan di SLB Negeri Makassar, Jumat (3/12/2021).
Naoemi mengaku Di PKK ada Pokja 1 dan 2 menangani mengenai pendidikan dan keterampilan serta pola pengasuhan anak. Karena itu, fasilitasi untuk anak-anak berkebutuhan khusus harus dimasukkan sebagai program kerja di tahun 2022 mendatang, bersinergi dengan OPD.
“Ke depan, kami akan memberikan ruang atau fasilitasi lebih luas lagi untuk anak disabilitas. Anak-anak kita ini butuh perhatian, dan jangan dibeda-bedakan,”ugkapnya.
Iapun mengaku tersentuh dengan sambung ayat Al Quran yang ditampilkan oleh anak-anak tunanetra. Menurutnya, hal tersebut harus menjadi bahan introspeksi diri bagi mereka yang normal.
“Mereka yang punya kekurangan, sangat fasih dan hafal qur’an. Kenapa kita yang normal tidak? Ini harus jadi bahan introspeksi, termasuk untuk diri saya pribadi. Anak-anak kita harus diberi semangat,” tuturnya.
Lebih jauh istri Plt Gubernur sulsel ini mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan, karena melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus dan para orangtua mereka. Iapun memberikan semangat kepada para orangtua dan guru, agar tetap sabar dan ikhlas membimbing anak-anak istimewa tersebut.
“Ingat, tidak ada produk cacat dari Allah SWT. Semua ciptaannya sempurna. Sebagai orangtua, tetap sabar dan ikhlas mendampingi dan mendidik anak-anak kita, agar menjadi anak yang mandiri dan memiliki masa depan,”pungkasnya.
Sementara, Plt Gubernur Sulsel yang diwakili Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Imran Jausy, mengatakan, acara ini harus dijadikan momentum untuk menegaskan kembali bagaimana perlindungan terhadap penyandang disabilitas. Iapun berharap, masyarakat lebih peduli terhadap anak disabilitas.
“Penyandang disabilitas juga memiliki akses dan ruang yang lapang dalam mengakses pendidikan, kesehatan dan pekerjaan,” ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung meriah, dan diikuti 87 SLB negeri maupun swasta, yang ada di 24 kabupaten kota ini diisi dengan Festival Anak Disabilitas, yang diikuti 87 SLB Negeri dan Swasta dari 24 kabupaten kota. Acara diisi dengan pameran, lomba menyanyi lagu daerah, peragaan busana, tari kreasi, baca puisi, dan lomba mewarnai. Seluruh pembawa acara dalam kegiatan ini merupakan penyandang disabilitas.