JAKARTA – Hari ini merupakan hari ke-120 sejak teror penyiraman air keras ke penyidik senior KPK Novel Baswedan. Namun, pelakunya masih misterius.
Menurut Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut Novel sebagai ‘sasaran tembak’ yang ingin merobohkan kepercayaan publik terhadap KPK. Namun teror kepada Novel itu, disebut Dahnil, memperkuat benteng pemberantasan korupsi.
“Novel selama ini salah satu motor penyidik senior yang banyak menuntaskan kasus-kasus besar di KPK,” ucap Dahnil saat dimintai konfirmasi detik.com, Rabu (9/8) dilansir dari detik.com.
Terlebih di KPK juga banyak penyidik seperti Novel. Tentu penanganan korupsi di KPK terus berlanjut. Namun, soal serangan terhadap Novel secara spesifik, KPK membenarkan.
“Novel Baswedan memang sering mendapat serangan baik secara fisik, bersifat politis ataupun proses hukum. KPK tentu memperhatikan hal ini, karena itulah mitigasi risiko perlu terus ditingkatkan,” tutur Kabiro Humas KPK Febri Diansyah saat berbincang dengan detikcom.
Serangan fisik penyiraman air keras terhadap Novel sendiri terjadi pada 11 April lalu
KPK sendiri masih menuntut komitmen Polri. Koordinasi kedua lembaga hingga meminta keterangan Novel secara langsung di Singapura sedang dirumuskan. Sedangkan KPK menyadari bahwa penanganan kasus korupsi akan terus melalui jalan terjal.
“Kita cukup melihat positif ketika Presiden merespons apa yang terjadi terhadap Novel dan KPK. Komitmen kita semua dalam pemberantasan korupsi akan terus diuji,” pungkas Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.