MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof HM Nurdin Abdullah, memilih fokus mengatasi episentrum penyebaran Covid-19 di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Maros. Meskipun, ada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020, tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Menurut Nurdin Abdullah, tidak semua wilayah memiliki kesamaan. Sebelum PSBB itu dibuat, sebagian Sulsel sudah melakukan beberapa langkah untuk mencegah penyebaran Covid-19. Yakni dengan meliburkan sekolah, bekerja dari rumah, physical distancing, dan sosial distancing.
“Saya ingin sampaikan kepada kita semua, kita harus berhati-hati memberlakukan (PSBB) di Sulsel, karena tidak semua wilayah sama dari 24 kabupaten kota. Episentrum penyebaran mulai dari Makassar, dan daerah penyangga kita Gowa dan Maros. Nah ini sekarang kita fokus disini. Kita jangan lupa bahwa Sulsel ini adalah penyangga pangan nasional,” kata Nurdin Abdullah saat video conference dengan awak media, Selasa, 7 April 2020.
Sulsel sebagai daerah penyangga pangan nasional, menjadi pertimbangan Nurdin Abdullah.
“Bagaimana nantinya kalau semua petani kita dirumahkan? Sekarang ini lagi musim tanam. Jangan-jangan justru bukan corona yang membunuh kita, tapi kita mati kelaparan,” ujarnya.
“Mungkin perlu kita pikirkan bersama. Inovasi daerah ini penting. Bagaimana daerah masing-masing melakukan inovasi. Khusus Makassar sebagai episentrum penularan, tentu kita lebih tegas lagi memberlakukan aturan pencegahan Covid-19),” lanjutnya.
Sejauh ini, kata dia, Gugus Tugas Covid-19 terus melakukan upaya untuk mencegah penularan Covid-19. Diantaranya, melakukan pemetaan beberapa wilayah yang memang menjadi pusat penularan.
“Kita coba lakukan isolasi wilayah, apakah mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan. Tapi ini ada resikonya. Tidak mungkin orang dirumahkan tanpa diberikan bekal,” tutupnya.