Aziz Qahar: Rohingya Tak Layak Diusir Dari Sulsel

Organisasi Masyarakat (Ormas) Asiz Qahhar Mudzakkar, memimpin langsung 66 Ormas Islam mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan (Sulsel)/ IST

MAKASSAR – Puluhan aktivis islam dan pengungsi Rohingya menggelar aksi demonstrasi, terkait insiden kemanusian bagi warga muslim Rohingya di Myanmar.

Anggota DPD RI sekaligus bakal calon wakil gubernur Sulsel, Aziz Qahar Mudzakkar juga terlihat hadir ditengah kerumunan demonstran. Bahkan, Aziz yang dikenal sebagai tokoh umat islam di Sulsel ini juga melakukan orasi.

Dalam orasinya, Aziz sempat menyebut kalau pengungsi Rohingya layak dilindungi di Sulsel.

“Disini ada saudara-saudara kita yang pengungsi Rohingya yang ikut aksi. Mereka layak dilindungi dan tidak layak diusir dari Sulsel,” tegas Anggota DPD RI ini saat berorasi dihalaman DPRD Sulsel, usai mengikuti sholat jumat di Masjid Al-Markas Makassar, Jumat (8/9).

Beberapa pengungsi Rohingya yang ikut dalam aksi unjuk rasa itu, tampak meneteskan air mata. Ini ketika Aziz Qahar Mudzakkar berorasi menyinggung soal nasib puluhan pengungsi Rohingya di Sulsel yang wajib dilindungi.

Bahkan Ia menegaskan nasib yang dialami oleh warga Rohingya harus menjadi perhatian semua pihak termasuk keberadaan meraka di Sulsel.

Dia menambahkan, penderitaan umat islam Rohingya di Myanmar merupakan penderitaan umat islam yang ada di semua belahan dunia.

“Kita berkumpul disini karena atas peristiwa kekejaman yang dahsyat menimpa mereka. Bagi kita secara kemanusiaan, ini kejahatan kemanusiaan,” ujarnya.

Kalimat dalam orasi Aziz ini mengingatkan rekaman video wawancara Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang sempat viral beberapa waktu lalu. Dimana rekaman tersebut terkesan ‘mengusir’ pengungsi di Sulsel. Kendatipun ini sudah mendapat klarifikasi bantahan dari SYL.

“Di Sulsel kita tidak pernah menolak pengungsi, sampai detik ini. Walaupun status pengungsi yang ada hanya menjadikan Indonesia sebagai negara transit. Bukan negara tujuan dan kita tidak pernah menolak,” tegas Syahrul.

Ia bahkan mengaku, jika Sulsel ini merupakan salah satu daerah yang dihujani pengungsi, dan Sulsel paling banyak menampung. Dan bukan hanya dari Rohingya, tapi juga dari Pakistan, Iran dan Irak, serta negara lainnya yang sedang bersoal.

Ia pun beberapa kali mengulangi, jika tidak betul Pemprov Sulsel menolak pengungsi termasuk rohingya. Yang ditolak, jika mereka bikin kekacauan, perbuatan anarkis.

“Saya selaku kepala daerah tentu saja ingin mengatakan, kamu udah dibantuain setengah mati, semua fasilitas terbaik, maka dipilih daerah ini. Kalau begitu, kau harus tunduk dengan cara-cara kita yang ada di sini,” pungkasnya.