25 C
Makassar
Thursday, March 28, 2024
HomeNasionalCIA Simpulkan Pembunuhan Jamal Khashoggi Atas Perintah Putra Mahkota Saudi

CIA Simpulkan Pembunuhan Jamal Khashoggi Atas Perintah Putra Mahkota Saudi

- Advertisement -
- Advertisement -

WASHINGTON, SULSELEKSPRES.COM – Sejak dinyatakan meninggal pada 2 Oktober lalu, kematian seorang Jurnalis berdarah Arab Saudi, Jamal Khashoggi masih menyisahkan sebuah misteri.

Terbaru, Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (Ing: Central Intelligence Agency, CIA) menarik kesimpulan yang menyatakan, pembunuhan Jamal diduga atas perintah Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.

Kesimpulan tersebut didasari pada seberapa besarnya kekuasaan Mohammed atas Saudi, jadi tidak mungkin bila agenda tersebut berjalan tanpa persetujuan seorang Mohammed.

Selain itu, menurut pemberitaan New York Times yang mengutip sumber-sumber pejabat AS, Sabtu (17/11/2018). Kesimpulan CIA pula didasarkan pada sadapan telepon milik Mohammed, beberapa hari sebelum perisitiwa pembunuhan terjadi.

Baca: Tatapan Tajam Anak Jamal Khashoggi Kala Bertemu Putra Mahkota Saudi

Walau sejumlah pejabat-pejabat AS mengatakan, beberapa minggu terakhir CIA meyakini, bahwa Mohammed diduga kuat terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, namun sampai saat ini CIA enggan menyimpulkan secara pasti atas spekulasi tersebut.

Kendati demikian, kini CIA berubah pandangan seiring munculnya bukti-bukti baru, termasuk penyadapan telepon yang menunjukkan seorang anggota tim pembunuh menelepon orang dekat MBS dan mengatakan “bilang ke bosmu bahwa misi telah selesai.”

Meski pejabat-pejabat AS masih berkutat, bahwa bukti yang baru itu bukanlah bukti langsung yang mengaitkan Mohammed dengan pembunuhan Khashoggi di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Baca: Setelah Dimutilasi, Jenazah Jamal Khashoggi Dijadikan Cairan Lalu Dibuang di Got

Namun dari bukti penyadapan telepon itu menunjukkan, bahwa Mohammed memang mencoba mencari cara untuk membujuk Khashoggi untuk berkenan pulang ke Saudi. Meski Mohammed tidak secara khsusus mengatakan dalam percakapan via telepon tersebut bahwa dia menginginkan Khashoggi dibunuh.

Seorang pejabat AS mengatakan, badan-badan intelijen AS juga memeriksa komunikasi antara Khashoggi dan Duta Besar Saudi untuk AS, Pangeran Khalid bin Salman, yang tak lain adalah saudara laki-laki Mohammed.

BACA JUGA :  Tatapan Tajam Anak Jamal Khashoggi Kala Bertemu Putra Mahkota Saudi

Dalam percakapan telepon yang disadap intelijen AS tersebut, Khalid mengatakan kepada Khashoggi agar dia datang ke Konsulat Saudi di Istanbul untuk mendapatkan berkas-berkas yang diperlukannya untuk pernikahannya dengan sang tunangan dan menjamin hal itu aman dilakukannya.

Namun tidak jelas apakah Khalid tahu bahwa Khashoggi akan dibunuh, namun dirinya diperintah Mohammed untuk segera menelepon Khashoggi. Khalid sendiri telah membantah soal telepon tersebut dan meminta pemerintah AS untuk menunjukkan bukti.

Juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Washington, Fatimah Baeshen, mengatakan, Khalid dan Khashoggi tak pernah membahas “apapun terkait perginya ke Turki”. Ia berdalih, klaim yang disampaikan dalam kesimpulan CIA tersebut adalah palsu.

Baca: Dubes Arab Saudi Bela Habib Rizieq Soal Kasus Bendera

Hasil kesimpulan CIA mengenai peran Mohammed dalam pembunuhan Khashoggi ini pertama kali dilaporkan Washington Post pada Jumat (16/11/2018) waktu setempat.

Dasar atas kesimpulan CIA mengenai peran Mohammed menurut Whasington Post juga serupa dengan pemberitaan New York Times, yang menilai CIA mengenai Mohammed sebagai penguasa de facto Saudi yang mengawasi semua hal, bahkan urusan kecil sekalipun di Saudi.

Baca: FPI Curigai Pemerintah Indonesia Dalang dari Penahanan Habib Rizieq di Arab Saudi?

“Posisi yang diterima adalah bahwa tak mungkin ini terjadi tanpa dia (MBS) tahu atau terlibat,” kata seorang pejabat AS yang familiar dengan kesimpulan CIA ini seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (17/11/2018).

Penulis: Agus Mawan
spot_img

Headline

Populer