MAKASSAR – Delapan tahun mengabdikan diri sebagai kader partai Golkar, karir politik Maqbul Halim akhirnya berakhir tragis di partai berlambang beringin rindang ini.
Dia dipecat tanpa ada alasan jelas. Pemberhentian mengejutkan ditengah upaya Golkar membangun soliditas kader untuk pemenangan Nurdin Halid-Aziz Qahar Mudzakkar di pilgub Sulsel.
Maqbul Halim bukanlah orang baru di Golkar Sulsel. Pasca menjabat sebagai komisioner KPU Makassar 2008 lalu, Maqbul langsung menambatkan pilihan politiknya di partai Golkar Sulsel.
Dia memulai karir di Golkar sejak Desember, 2009 lalu. Saat itu, Golkar Sulsel masih dipimpin Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang juga Gubernur Sulsel.
Agustus 2016 tahun lalu, SYL diberhentikan sebagai Ketua Golkar Sulsel. Maqbul Halim membuktikan diri loyal terhadap Beringin, dia tetap bertahan disaat beberapa kader Golkar lain menyatakan diri hengkang dari Golkar akibat pencopotan SYL.

DI Golkar, Maqbul mengawali karir sebagai Ketua Biro Pemenangan Pemilu. Setelahnya kembali dilantik sebagai Ketua Badan Informasi dan Komunikasi.
Jabatan terakhir sebelum dicopot sebagai Ketua Bidang Opini dan Media. Itu saat Golkar sudah dipimpin Nurdin Halid.
Karena jabatan di Golkar selalu sekaitan dengan media dan informasi, Maqbul kerap bersentuhan langsung dengan wartawan. Sejak awal kedatangan NH memimpin Golkar, Maqbul tetap mendapat jabatan strategis. Bahkan ketika Nurdin melakukan perombakan pengurus, Maqbul tetap bertahan di posisinya.
Ditim Nurdin-Aziz, Maqbul sempat menjabat sebagai juru bicara. Kemudian ditempatkan dalam tim inti pemenangan, GNH 17.
Maqbul bahkan diketahui sebagai salah satu konseptor utama pembentukan tim GNH 17.
Ketua bidang organisasi Golkar Sulsel, Arfandi Idris ikut membenarkan pemberhentian Maqbul. “Pemberhentian sementara. Soal kapan (aktif), tergantung konstalasi,” pungkasnya.