MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Hujan sedang lebat disertai angin kencang mengguyur Kabupaten Gowa. Akibatnya, ada sekitar empat jembatan putus dikarenakan arus air sungai meningkat.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, mengatakan bahwa 4 jembatan yang putus atau rubuh tersebut berada di 4 kecamatan. Hal itu, kata Mantan Anggota DPRD Provinsi Sulsel itu, karena pintu Bendungan Bili-bili dibuka.
“Ada 4 jembatan yang patah yakni Jembatan di Kecamatan Manuju, Kecamatan Tinggimomcong, dan Kecamatan di Parigi, dan Kecamatan Bungaya,” katanya, Rabu (23/1/2019).
Baca juga:
Khusus untuk di jembatan yang berada di Kecamatan Manuju. Adnan, menjelaskan bahwa jembatan yang menghubungkan Desa Moncongloe dengan Desa Tanakaraeng itu rubuh dikarenakan jaraknya cukup dekat dengan pintu air Bendungan Bili-bili, sehingga, tidak mampu menahan debut dan kekuatan air.
“Jembatan itu pas berada di bawah pintu Bendungan Bili-bili. Dan air yang keluar dari pintu bendunan cukup kencang akhirnya rubuh,” jelasnya.
Namun, jembatan putus itu tidak membuat warga atau desa terisolasi. Karena, masih jalur untuk menuju pusat kota Kabupaten Gowa tidak hanya melewati jalur tersebut.
“Kalau terisolasi tidak, karena akses tidak cuman itu saja. Masih ada akses-akses lain yang bisa dilewati oleh warga,” jelasnya.
Sementara, Salah Satu Warga Dusun Lemoa Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, Sudirman, mengatakan bahwa selain Jembatan yang berada antara Desa Moncongloe dan Desa Tanakaraeng. Terdapat satu jembatan lagi yang rubuh.
Sudirman mengatakan jembatan yang berada di Desa Lemoa, Kecamatan Manuju juga rubuh akibat derasnya aliran sungai. Jembatan tersebut tidak bisa lagi dilalui kendaraan. Kecuali berjalan kaki.
Itupun, atas inisiatif dari warga setempat untuk membuat alat penyeberangan alternatif yang terbuat dari bambu. “Bisami sekarang lewat di jembatan dekat rumah kalau jalan ji orang karna sudah dibikinkan jembatan bambu cuma motor belum bisa lewat,” jelasnya.
Jembatan alternatif itu merupakan jalur satu-satunya akses yerdelat jika ingin menuju ke Kota Sungguminasa atau Kota Makassar. Karena akses melalui Kabupaten Jeneponto juga tertimbun material longsor.
“Sekarang sudah tidak bisa. Karna di Dusun Pattiro ada longsor. Begitu di Dusun Campagaya, ada batu besar menutup akses jalanan jadi tidak bisa lewat kendaraan,” jelasnya lagi.
Namun yang terparah adalah Desa Tassese, Kecamatan Manuju, karena akses jalan sudah tidak ada lagi. Jalan Menuju Utara tertutup longsor sementara jembatan menuju ke Kota Makassar juga terputus.