SULSELEKSPRES.COM – Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dikenal sebagai pembela kaum minoritas.
Gus Dur selalu berdiri sebagai benteng bagi siapa saja yang meminta perlindungan kepadanya. Termasuk musisi Ahmad Dhani yang pernah dilindungi Gus Dur saat berkonflik dengan ormas Front Pembela Islam (FPI).
Kedekatan musisi Ahmad Dhani dengan ormas Front Pembela Islam (FPI) saat ini adalah cerita baru. Hubungan Dhani dan FPI sempat diwarnai ketegangan serius, dan Gus Dur berdiri dibarisan pembela pentolan band Dewa 19 tersebut.
Pada 2005 silam, Habib Rizieq Shihab bersama puluhan massa FPI melaporkan Dewa 19 ke Polda Metro Jaya.
Dhani oleh FPI saat itu dianggap menistakan agama. Penyebabnya adalah sampul album ‘Laskar Cinta’ Dewa dinilai bermuatan kaligrafi berbunyi ‘Allah’. Selain itu, Dhani juga dianggap menginjak-injak karpet merah dengan kaligrafi bertuliskan Allah dalam salah satu konsernya.
Cerita keterlibatan Gus Dur dalam konflik Ahmad Dhani dan FPI ini juga pernah disinggung Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj.
“Saya masih ingat ketika dia diancam oleh FPI, karena dia nyanyi dan alasnya itu ada kaligrafi tulisan Allah, terus minta tolong kepada NU dan dilindungi sama Gus Dur,” kata Said Aqil di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019) lalu.
BACA:Â Ahmad Dhani Disemprot NasDem: Tak Paham Politik, Kembali ke Musik Saja
Pernyataan Said Aqil ini tidak dibantah oleh Dhani. Dhani melalui pengacaranya, Hendarsam, mengakui pembelaan dari Gus Dur saat konflik itu terjadi.
“Bahwa benar dia pada saat itu dibela oleh Gus Dur, itu fakta. Bahwa Gus Dur sangat sayang kepada Ahmad Dhani, itu fakta. Bahwa Ahmad Dhani sangat sayang dan hormat kepada Gus Dur, itu fakta,” kata Hendarsam dikutip dari detikcom.
“Bukan begitu (diancam) tepatnya. Bahwa pada saat itu ada sedikit perselisihan dengan FPI, dan kemudian Gus Dur memberikan dukungan. Jadi tidak ada ancaman,” jelasnya.
Sekadar diketahui, 30 Desember 2019 hari ini kembali diperingati haul ke-10 wafatnya Gus Dur. 10 tahun wafatnya Gus Dur, tapi jasanya masih begitu lekat dengan orang-orang yang pernah dekat dengannya.
(*)