Incumbent di Bone Hampir Pasti Melawan Kotak Kosong

MAKASSAR – Pilkada serentak 2018 mendatang di 12 kabupaten kota di Sulsel, sementara dalam tahapan survei serta tahapan pendaftaran di seluruh Partai Politik (Parpol). Namun, Incumbent pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bone, Andi Fahsar M Padjalangi dan Ambo Dalle hampir dipastikan melawan kotak kosong.

Calon Bupati Incumbent Andi Fahsar Padjalangi, mengaku dari awal sampai sekarang, hanya dirinya yang mengikuti proses tahapan dari pengambilan formulir sampai pada tahapan pengembalian formulir dengan serius.

“Dari seluruh partai-partai yang ada hanya saya yang sampai pada finis. Sampai di finis itu iya, mengembalikan formulir. Ada yang mengembalikan, tapi menurut hitungan belum cukup,”kata Andi Fahsar Padjalangi yang di dampingi langsung oleh calon wakil bupati incumbent Ambo Dalle, di Kantor Demokrat Sulsel, Kamis (10/8/2017).

Menurutnya, apakah melawan kotak kosong atau tidak?, yang penting dirinya bersiap maju pada pilkada yang akan datang. Hal tersebut juga bisa saja terjadi kalau ada mekanisme partai politik.

“Melawan kotak kosong atau tidak, bisa jadi kalau mekanisme partai. Kita lihat. Karena begini hampir semua partai membuka pendaftaran,” ujar politisi Golkar ini.

Lanjutnya, selain dari partai Demokrat pasangan incumbent ini sudah mengembalikan juga formulir kepada sejumlah partai lain seprti Hanura, PKS, PBB, PDIP, dan PAN. Namun dirinya nampak ragu dengan pengembalian formulir tersebut, sebab menurutnya politik itu dinamis.

“Kami sudah kembalikan formulir seperti partai Demokrat, Hanura, kemudian PKS, PBB dan PAN. Jadi saya melihat kalau mekanisme itu di ikuti dari awal, itu bisa terjadi seperti itu, tetapi yang namanya politik bisa saja berubah. Kalau itu terjadi, saya kira pertama partisipasi, kenapa karena bisa saja masyarakat punya pemikiran buat apa memilih lagi kalau sudah jelas,”kata ketua DPD II Golkar Bone itu.

BACA JUGA :  Air berbentuk es Ditemukan di permukaan Bulan

Namun bagaimana dengan resiko, kemungkinan terjadi dengan majunya incumbent, apakah lebih besar resiko heat to heat atau malah lebih besar resiko melawan peti kosong.

“Bagi saya sama saja. Namanya pilkada sama saja baik ada calon atau tidak?. Karna persiapanya sama saja. Kan yang mau dihadapi itu kan tetap lawan. Ada lawanya juga tetap lawan, melawan kotak kosong juga adalah lawan,”jelasnya.

Meskipun hampir pasti mendapatkan rekomendasi dari seluruh parpol. Pasangan incumbent tersebut masih tetap memikirkan plus-minusnya, untuk memenangkan pertarungan pada perhelatan pesta demokrasi satu kali lima tahun tersebut.

“Ketika kami beratnya disitu. Misalnya terjadi ada lawan dari partai lain maka tentu, perjuangan bagaimana bisa mengalahkan itu, melihat proses untuk menang. Tetapi melawan kotak kosong misalnya, maka kita harus menang diatas 50 persen,”tutupnya.