MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Kasus Bullying saat ini menjadi perhatian khusus bagi pemerhati anak. Karena kasus bullying saat ini sudah mencapai pada tahap memprihatinkan. 6 dari 10 siswa tiap harinya melakukan dan mengalami bullying.
Peneliti Yayasan Indonesia Mengajar (YIM), Farida Ohan, mengungkapkan, kasus bullying terhadap anak yang terjadi di Gowa dan Makassar harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah setempat.
BACA:Â 300 Siswa Ikuti Deklarasi Anti Bullying di Gowa
Dia mengungkapkan bahwa dari data hasil penelitian yang diperoleh oleh YIM tahun 2017. Sekitar 6 hingga 10 siswa yang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di dua daerah tersebut mengalami dan melakukan bullying setiap harinya.
Dia menjelaskan bahwa tindakan bullying yang banyak terjadi dari penelitian tersebut adalah memanggil dengan panggilan yang kurang menyenangkan kepada temannya. Salah satunya adalah memanggil dengan nama orangtuanya.
BACA:Â Aksi Bullying Terhadap Murid SD Terjadi di Kota Layak Anak
“Ini harus jadi perhatian kepada seluruh pihak karena ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jangan sampai meningkat. Karena jika ini berlanjut anak akan terbiasa dengan kekerasan hingga dewasa,” katanya, Rabu (5/12/2018).
Dia menjelaskan, korban bullying biasanya tidak melapor karena takut atau karena tidak terakomodir disebabkan guru yang bersifat cuek dan tanpa tindak lanjut atas kondisi yang terjadi tersebut.
BACA:Â KPA-Perdiknas Deklarasi Bali Bebas Bullying Anak
“Adanya kondisi ini kami berharap, agar bullying menjadi perhatian, baik bagi orangtua maupun guru di sekolah untuk bersama-sama merangkul korban ataupun pelaku bullying,” katanya.
Dia pun mengaku, sangat megapresiasi langkah yang diambil Pemkab Gowa dengan melakukan Deklarasi Anti Bullying yang diikuti ratusan siswa ini. Selain itu menjadikan SMP 3 Gowa sebagai pilot project anti bullying, yang mana di sekolah ini siswa dilibatkan sebagai agen perubahan.
Penulis: M. Syawal