Kemlu Gelar International Workshop on Coconut Development

Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC), menyelenggarakan kegiatan International Workshop on Coconut Development/ KEMLU.GO.ID

MANADO, SULSELEKSPRES.COM – Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC), menyelenggarakan kegiatan International Workshop on Coconut Development:’ Innovations and Collaboration to Sustain Coconut Sector” di Manado, Sulawesi Utara pada 14-17 November 2017.

Workshop tersebut dibuka secara resmi oleh Duta Besar Prianti Gagarin Djatmiko-Singgih yang menjabat Staf Ahli Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Kementerian Luar Negeri sekaligus Direktur NAM CSSTC, di Hotel Swiss-Bell Maleosan Manado, Selasa (14/11). Acara pembukaan dihadiri oleh Kepala Balitpalma, sejumlah perwakilan instansi lokal di Manado serta sejumlah peneliti senior di bidang kelapa.

Dalam sambutan pembukaannya, Duta Besar Prianti Gagarin Djatmiko-Singgih menyampaikan harapan agar peserta workshop dapat menghasilkan sebuah road map yang berkelanjutan dalam pengembangan sektor kelapa.

“Tiga hal yang harus dilakukan untuk memajukan sektor kelapa adalah melalui usaha peningkatan implementasi proyek dan kapabilitas penyusunan peraturan di sektor kelapa di level kebijakan, pengembangan sistem produksi, pemrosesan, pemasaran kelapa di level strategis, serta pembangunan infrastruktur, teknologi, dan kapasitas SDM di level operasional,” ujar Prianti, dilansir dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, Rabu (15/11/2017).

Kepala Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian, yang diwakili oleh Dr. Jelfina C. Alouw Ph. D, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan serta mengharapkan kegiatan tersebut dapat menjadi wadah berbagai pengalaman dalam rangka mendukung upaya peningkatan perekonomian para petani kelapa.

Workshop yang berlangsung selama 4 hari ini diikuti oleh 15 orang peserta dari pemangku kepentingan dalam industri kelapa di Asia dan Pasifik, yaitu Sri Lanka, Timor Leste, Kamboja, Papua Nugini, Solomon Islands, Nauru, Kiribati, Fiji, Tonga, Samoa, Myanmar, Bangladesh, dan Indonesia.

Materi workshop disesuaikan dengan topik permasalahan yang sering dihadapi negara-negara penghasil kelapa antara lain strategi untuk mengontrol penyakit dan hama pada pohon kelapa, pengembangan varietas tanaman kelapa unggul serta sistem perkebunan kelapa, inovasi dalam kaitan manfaat buah kelapa dan turunannya, serta upaya pemasaran produk kelapa untuk meningkatkan ekspor.