26 C
Makassar
Sunday, May 4, 2025
HomeHealthKepatuhan Warga Jalankan Prokes Berdampak Positif

Kepatuhan Warga Jalankan Prokes Berdampak Positif

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Penanganan Covid-19 di Indonesia mendapat pujian dan apresiasi sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam siaran persnya. Pujian ini tidak lepas dari keberhasilan Indonesia menurunkan kasus aktif hingga 58 persen dalam waktu yang terbilang singkat.

Selain kerja keras pemerintah dengan berbagai kebijakan, keberhasilan menurunkan kasus ini juga tidak lepas dari kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.

“Mengutip salah satu publikasi dari situs Ourworldindata.org, John Hopkins University CSSE Covid-19 Data, yang terakhir di update pada 12 September kemarin, menyatakan bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia diapresiasi sebagai salah satu yang terbaik di dunia, karena mampu menurunkan angka kasus hingga 58 persen dalam kurun waktu 2 minggu,” kata Nadia dikutip dari CNNIndonesia.

Dia mengatakan, pemerintah terus berusaha mempertahankan tren positif. Pada 13 September laly, Indonesia mencatatkan angka temuan kasus harian terendah sejak Mei dengan 2.577 kasus.

Nadia mengatakan, tren positif di hampir seluruh indikator menunjukkan keseriusan pemerintah mengendalikan pandemi.

Di sisi lain, Nadia juga mengingatkan bahwa tren positif ini harus dipertahankan, di mana upaya tersebut juga akan membutuhkan kontribusi masyarakat melalui penerapan protokol kesehatan yang disiplin dan vaksinasi Covid-19.

Dia menegaskan, pemerintah akan terus memastikan ketersediaan vaksin dan penyalurannya ke berbagai daerah. Hingga saat ini, cakupan vaksinasi di daerah masih menjadi fokus pemerintah sebagai elemen asesmen PPKM. Hal tersebut diperlukan untuk memastikan kesiapan daerah memasuki masa transisi hidup bersama Covid-19 dalam jangka panjang.

Selain itu, vaksinasi lansia menjadi salah satu prioritas dalam penanganan pandemi di tanah air. Pemerintah mencatat, bahwa angka kematian pada penduduk lansia masih tinggi. Di sisi lain, cakupan vaksinasi untuk kelompok tersebut masih terbilang rendah.

“Oleh karena itu, kami berharap stakeholder terkait terutama di daerah, untuk menyusun kembali strategi dalam menjangkau populasi rentan seperti lansia, sesuai dengan keunikan masalah di masing-masing wilayah,” tutur Nadia.

Menurutnya, seluruh pihak tetap harus waspada menghadapi varian baru virus corona yang terus bermutasi, termasuk menggalakkan upaya preventif berupa penguatan pengawasan area pintu masuk internasional.

Upaya tersebut di antaranya, mewajibkan pemeriksaan PCR pertama saat hari pertama kedatangan orang dari luar negeri, diikuti kewajiban karantina 8 hari. Pada masa karantina, akan dilakukan tes PCR kedua setelah hari ke-7 kedatangan, guna memastikan status kesehatan pelaku perjalanan.

Adapun Warga Negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) yang telah melakukan vaksinasi di luar Indonesia juga dapat diverifikasi lewat fitur terbaru aplikasi PeduliLindungi. Pemerintah terus mendorong penggunaan aplikasi ini dalam penanganan pandemi, khususnya untuk memantau mobilitas masyarakat.

“Dengan adanya ancaman varian-varian baru virus Covid-19 serta pembukaan aktivitas masyarakat, bukan tidak mungkin gelombang selanjutnya dapat terjadi. Oleh karena itu, masyarakat tidak boleh lengah sebelum pandemi usai dengan tetap mematuhi protokol kesehatan serta menyegerakan vaksinasi,” ujar Nadia.

(yusdin)

spot_img
spot_img

Headline

spot_img