MAKASSAR – September 2016 lalu, Mizar Roem secara mengejutkan hadir dan ikut rapat di kantor Golkar Sulsel.
Ini sekaligus menjadi awal bagi Mizar ikut berpolitik praktis secara resmi melalui Partai Golkar. Dia menanggalkan seragamnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk bisa ber-Golkar. Partai yang juga dimana ayahnya, Moh Roem berpartai sekian lama.
Sebelum berpartai, Mizar menjabat Kepala Seksi Data dan Informasi di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulsel. Di Golkar dia menjabat Wakil Bendahara DPD I. Mizar bergabung saat awal kedatangan Nurdin Halid menjabat sebagai Plt Ketua Golkar Sulsel menggantikan Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Baca Juga :
Ini Alasan NH-RMS Pisah di Pilkada Sinjai
“Pilihannya kan ada dua, mengabdi di birokrasi atau di politik. Saya sudah mengabdi di organisasi kepemudaan, sekarang saya pilih Golkar untuk mengabdi ke masyarakat lewat jalur partai politik,” kata Mizar September 2016 lalu.
Kendatipun tidak secara langsung memberikan pengakuan, namun bergabungnya Mizar di Partai Golkar bisa ditebak untuk kepentingan Pilkada Sinjai. Namanya saat itu sudah diwacanakan sebagai salah satu figur yang diperhitungkan.
Arah politik kemudian berkata lain, harapan Mizar diusung Golkar nyaris tak bisa terwujud. Pengaruh ayahnya sebagai Ketua Harian Golkar Sulsel tak banyak membantu. Golkar bakal mengusung Andi Seto Asapa, menantu dari Ketua Golkar Sulsel Nurdin Halid.
“Mendukung, agar supaya Seto menjadi Bupati Sinjai. Percuma survei tinggi kalau tidak dibarengi dengan kerja keras,” kata Nurdin Halid dalam orasi politiknya saat berkunjung di Sinjai belum lama ini.
Baca : Ngeri… Ini Peta Kekuatan Koalisi Golkar-Nasdem di Sulsel
Seto dan Mizar awalnya diwacanakan bakal berpaket. Namun belakangan, Mizar memastikan kalau dirinya berpasangan dengan Taqyuddin Masse (TMS), saudara dari Ketua Nasdem Sulsel Rusdi Masse.
Mizar sejatinya bukanlah kader lama di Partai Golkar, namun dibanding Andi Seto yang tercatat sebagai kader Gerindra, peluang Mizar seyogyanya lebih besar.
Dalam hal begini, alasan pertimbangan survei seringkali menjadi alasan. Namun persepsi unsur kedekatan atau status Andi Seto sebagai menantu Nurdin Halid dibalik keputusan Golkar tentu tak bisa dipinggirkan.