MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKRL) menggelar peringatan 77 tahun perlawanan rakyat luwu raya,Tercatat dalam sejarah perjuangan tanggal 23 Januari 1946 adalah bentuk komitmen rakyat luwu melawan pemerintah Hindia Belanda yang tetap ingin bercokol di tanah Wija to Luwu.
Perlawanan itu lahir dari pahlawan nasional Andi Djemma bersama putranya Andi Ahmad, Dengan semangat nasionalisme nya melakukan perlawanan terhadap Belanda mengibarkan bendera merah putih di tanah Luwu. Hal itu tentu membuat kemarahan pemerintah Hindia Belanda.
Andi Ahmad opu to Addi Luwu memotori pergerakan pemuda di tanah Luwu. Oleh pemuda saat itu dia di gelar dengan sebutan Soekarno Muda.
Kisah singkat itu dikisahkan oleh Hasbi Syamsu Ali Ketua KKLR Sulawesi Selatan saat ditemui awak media di hotel Horizon Ultima Makassar, Minggu (15/1/2023)
“Kami mengambil tema kali ini, 77 tahun perlawanan rakyat luwu persembahan untuk Indonesia menuju luwu raya bermartabat,” kata Ketua KKLR ini.
“Kata perlawanan rakyat Luwu itu merupakan bentuk aktualisasi masyarakat Wija to Luwu untuk mengintegrasikan diri ke NKRI dalam bentuk perlawanan kepada penjajah belanda saat itu,” beber Hasbi.
Peringatan hari perlawanan rakyat Luwu juga di gelar dialog refleksi yang menghadirkan pembicara diantaranya, Prof Andi Ima Kesuma, Prof Jasruddin, DR. Suriadi Mappangara dengan moderator dialog Idwar Anwar.
“Masa itu Luwu adalah Negara, Jadi kalau dikatakan Suku Luwu itu sangat mengkerdilkan, mengingat kekuasaan kedatuan Luwu hingga di Bima dan Mattoangin di Barru, serta sebagian wilayah di Indonesia timur,” ungkap Prof Andi Ima Kesuma guru besar di Universitas Negeri Makassar, Pengajar di program studi pendidikan antropologi.
Dalam kesempatan itu, terlihat kehadiran tokoh masyarakat Luwu, diantaranya Andi Hatta Marakarma anggota DPRD Sulsel Fraksi Golkar, Prof Lauddin Marsuni, Husmaruddin Anggota DPRD Sulsel Fraksi PAN, Sesepuh KKLR Abdul Madjid Tahir mantan anggota DPRD Sulsel.
Menyikapi pernyataan prof Andi Ima, Sekertaris Jenderal PB IPMIL Raya Hariandi mengatakan secara politik maka pemerintah pusat berkewajiban memberikan hak rakyat luwu untuk menjadi provinsi otonomi baru di Indonesia.
“Seperti dikatakan Prof Andi Ima, Sejarah mencatat bahwa kedatuan luwu dulu adalah satu negara. Maka dalam hal ini, negara dan pemerintah pusat sudah selayaknya memberikan hak rakyat luwu raya untuk menjadi provinsi otonomi baru di indonesia,” kunci Sekertaris Jenderal PB IPMIL Raya.
Peringatan perlawanan rakyat Luwu juga digelar senam sehat, donor darah dan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat makassar yang mengikuti kegiatan car free day di kawasan jalan Jenderal Soedirman kota Makassar.