PAREPARE, SULSELEKSPRES.COM – Kepala Lapas Parepare, Indra Mokoagow mengatakan, dalam rangka menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK), pihaknya telah menciptakan 15 inovasi.
Inovasi tersebut di antaranya, Sejati (Sehat Jasmani dan Hati) yakni deteksi dini terhadap berbagai kasus penyakit untuk dilakukan langkah-langkah pencegahan, pengobatan dan rujukan. Kemudian, kata dia, Simpek yakni Setiap Minggu Periksa Kerapihanguna mewujudkan kedisiplinan.
Tidak hanya itu, La macca (Layanan Membaca keliling) perpustakaan keliling blok hunian, dengan membawa buku untuk dibaca oleh narapidana. Selain itu, lanjut dia, ada juga TV Lapare yairu program pemberian informasi berupa vidio layanan yang ada di Lapas Parepare melalui media youtube.
“Ada juga Juminah (Jumat Bersih dan indah) yaitu Program gotong royong membersihkan halaman sekitar lapas oleh seluruh pegawai untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pegawai dan masyarakat. Kunjungan Online juga ada di Lapas Parepare yaitu Layanan video call melalui WhatsApp sebagai pengganti kunjungan,” paparnya, Minggu (26/07/2020).
Selain itu, jelasnya, ada juga Inovasi Sipakatau (System pelaporan keadaan keamanan terpadu) yaitu Sistem pelaporan serah terima regu jaga, kondisi keamanan Lapas, dan semua hal terkait keamanan lapas secara online melalui aplikasi WA grup.
“Kami juga menciptakan Inovasi DuaWarna (dhuha warga binaan) yang merupakan Shalat dhuha bagi seluruh wargabinaan, Warna Pijar (Warga Binaan Pintar Belajar) Pendidikan kesetaraan Paket B dan C kepada Wargabinaan. Kemudian ada juga Inovasi Bintara (Belajar Iqra dan Tadarrus Qur’an) yakni Kegiatan belajar mengaji bagi seluruh warga binaan pemasyarakatan,” terangnya.
Indra menambahkan, Ada Koperasi Non Tunai Perubahan sistem pembayaran secara tunai menjadi non tunai melalui kartu brizzi yang bekerjasama dengan BRI, dan Lempar Japro (Lembaga pare Kerja dan produksi) yaitu Kegiatan kerja dan produksi wargabinaan berupa pembuatan meja, kursi dan bekerjasama dengan toko meubel terbesar di parepare)
“Terakhir ada Inovasi Tudang Sipulung yaitu pertemuan antara petugas dengan seluruh warga binaan dan penjelasan petugas kepada wargabinaan terkait hak, dan kewajiban wargabinaan serta informasi terbaru terkait pemasyarakatan dan Panada Adek (Pantau Absensi Apel Dengan Kode) Untuk menjaga kedisiplinan pegawai dalam melaksanakan apel pagi dengan menggunakan QR Code,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Selatan Harun Sulianto mengatakan, inovasi itu mempermudah, mempercepat, menghemat biaya, dan memperdekat layanan kepada masyarakat.intinya inovasi itu memberikan nilai tambah dari keadaan sebelumnya. Inovasi itu juga tidak semata-mata dengan IT.
“Publikasikasi inovasi harus disosialisasikan agar masyarakat mengenali apa yang ada di Lapas Parepare,” kata Harun.
Menurut Harun, jika perlu Lapas Parepare harus melakukan studi tiru di UPT yang telah memperoleh predikat WBK seperti di Lapas Watampone dan Rutan Pinrang.