SULSELEKSPRES.COM – Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik keputusan pemerintah mengangkat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai petinggi di BUMN.
Menurutnya, menjadikan Ahok sebagai seorang mantan narapidana memimpin perusahaan bisnis menyalahi etika bisnis internasional. Hal itu disampaikan Rocky saat hadir sebagai narasumber di Channel Youtube Realita TV.
“Karena Ahok diminta memimpin perusahaan dengan skala ekonomi sangat besar, dengan potensi terjadi craut dalam korporasi itu, dan ada semacam prinsip atau etika bisnis internasional, orang yang pernah dipenjara bonafidetasnya itu diturunkan untuk memimpin suatu perusahaan,” kata Rocky Gerung seperti dilihat Sulsel ekspres, Jumaat, (6/12/2019).
Rocky mengatakan, hukuman penjara yang pernah dijalani Ahok memperlihatkan adanya masalah integritas. Ahok tidak bisa mengontrol diri.
“Hukuman itu memperlihatkan ada integritas tidak utuh dalam diri seseorang, bermasalah, tidak bisa mengontrol psikologinya,” katanya.
BACA JUGA:
Fahri Hamzah Sebut Ahok Babak Belur Sebelum Menjabat
Rizal Ramli Protes Ahok Jadi Pejabat BUMN: Indonesia Kayak Kurang Masalah Saja
Rocky menyebut kalau dalam persoalan integritas Ahok juga ada masalah. Dia mencontohkan soal kasus sumber waras hingga reklamasi dimasa pemerintahan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Pertamina bukan soal figur, tapi soal kemampuan mengontrol diri, kemampuan melihat ini potensi korupsi atau engga. Ahok dalam soal itu bermasalah, soal sumber waras, beberapa soal bis Jakarta segala macam, reklamasi, jadi isu soal hak ahok dibelakang soal politik justru soal integritas,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan alasannya mengangkat Ahok sebagai salah satu pejabat di BUMN.
Erick Thohir mengatakan kalau rekam jejak Ahok sudah terbukti sukses melakukan pembangunan dan itu dia nilai bisa terus dilakukan karena konsistensinya.
“Ya saya rasa beliau juga tokoh yang konsisten yang sudah jelas track record-nya bisa terus membangun,” kata Erick di Kompleks Istana, Jakarta, Kamis (14/11/2019) lalu.
Dia menilai BUMN perlu banyak figur yang bisa membantu perusahaan negara tersebut. Ahok adalah salah satu yang diharapkan untuk itu. “Ya saya rasa di BUMN dengan 142 perusahaan kita perlu figur-figur yang jadi bisa pendobrak,” pungkasnya.