Mengenang Sikap Negarawan NH di Pilgub Sulsel 2002

Nurdin Halid saat bersilaturahmi dengan mantan rivalnya di pilgub Sulsel 2002 silam, Amin Syam./int

Aparat keamanan menutup Jalan Urip Sumoharjo, dimana lokasi sidang paripurna ini digelar. Di luar gedung DPRD terlihat ratusan orang pendukung Nurdin Halid melakukan orasi. Dalam prosesnya, pemilihan dilakukan tanpa bisa disaksikan langsung oleh masyarakat umum.

Seusai pemungutan suara, pasangan Nurdin Halid-Iskandar Mandji dan Aksa Mahmud-Malik Hambali dinyatakan kalah. Lantas bagaimana tanggapan Nurdin Halid setelah itu?

Dilansir dari Tempo.co, Nurdin menyatakan bisa menerima hasil pemilihan itu karena sudah berlangsung demokratis. Proses itu dianggapnya sebagai pembelajaran politik kepada rakyat. Kalah dn menang, kata dia, merupakan hal biasa dalam demokrasi.

“DPRD Sulsel sudah memperlihatkan proses pemilihan gubernur dengan sangat demokratis. Saya tidak kecewa. Kita harus siap menang dan siap kalah. Tidak ada alasan untuk tidak mendukung calon terpilih karena ini proses demokrasi,” kata Nurdin Halid.

Golkar Sulsel saat itu dibawah kendali penuh Amin Syam sebagai ketua DPD I. Meski keluar sebagai pemenang, anggota fraksi Golkar saat itu tidak sepenuhnya mendukung.

Hal ini sempat membuat Ketua Fraksi Partai Golkar saat itu, Agus Arifin Nu’mang, menyatakan akan menggelar rapat khusus membahas anggota fraksinya yang membelot.

Kondisi perpolitikan 15 tahun lalu tersebut kini sudah jauh berbeda saat ini. Nurdin Halid kembali mencoba peruntungan. Pernah gagal diproses pemilihan melalui dewan, kini Nurdin berharap terpilih dalam proses pemilihan secara langsung, 2018 tahun depan.

Adapun Amin Syam yang pernah menjadi rival Nurdin Halid di pilgub 2002 silam, kini berbalik memberikan dukungan. Sedangkan Agus Arifin Nu’mang yang pada 2002 sebagai ketua fraksi Golkar, kini sudah mundur dan bergabung ke Partai Gerindra.