24 C
Makassar
Tuesday, April 1, 2025
HomeMutiara HikmahMENJADI PEMENANG DI AKHIR RAMADHAN

MENJADI PEMENANG DI AKHIR RAMADHAN

- Advertisement -

Mutiara Ramadhan (29):

Oleh Hadi Daeng Mapuna
(Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)

Ramadhan segera berlalu. Ibarat kapal, sauh segera diangkat, tali tambat pun dilepas. Meskipun umat Islam tidak mengharapkan kepergian Ramadhan, tak ada seorang pun yang mampu menahannya. Begitu cepat hari-hari berlalu, meninggalkan kenangan ibadah dan perjuangan melawan hawa nafsu.

Ramadhan memang bulan istimewa dan memiliki daya pikat yang luar biasa. Setiap mukmin pasti merasa kehilangan ketika Ramadhan pergi, bahkan berharap seluruh bulan dalam setahun adalah Ramadhan. Rasulullah saw bersabda:

“Seandainya hamba-hamba Allah mengetahui apa yang ada dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar sepanjang tahun itu adalah Ramadhan.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya, tetapi sanadnya diperselisihkan oleh para ulama).

Meskipun sebagian ulama menilai hadis ini lemah, maknanya tetap bisa direnungkan, bahwa Ramadhan adalah bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat. Ia adalah madrasah spiritual yang mendidik jiwa dan meningkatkan ketakwaan.

Menjadi Pemenang di Akhir Ramadhan

Satu pertanyaan reflektif yang patut direnungkan: Apakah kita telah memaksimalkan ibadah dan amaliah selama Ramadhan sehingga layak disebut sebagai pemenang? Sebab, sejatinya, pemenang sejati bukan sekadar yang menyelesaikan puasa secara fisik, tetapi yang berhasil meningkatkan kualitas dirinya.

Keberhasilan Ramadhan tidak diukur dari banyaknya ibadah yang dilakukan semata, tetapi dari sejauh mana perubahan positif terjadi dalam diri seseorang. Mereka yang meraih kemenangan di bulan suci ini memiliki tanda-tanda yang jelas, di antaranya; adanya peningkatan kualitas diri, misalnya, menjadi lebih disiplin dalam ibadah, lebih sabar, lebih pemaaf, dan lebih dermawan. Mereka juga lebih mampu menjaga lisan dan hati serta menghindari ucapan dan tindakan yang tidak bermanfaat.

Dan, yang tak kalah pentingnya adalah membawa kebiasaan baik Ramadhan ke bulan-bulan berikutnya. Mereka tidak hanya rajin beribadah di bulan suci, tetapi terus berupaya mempertahankannya.

Demikian itulah ciri-ciri orang yang bertakwa yang diperoleh setelah menjalani ibadah puasa. Hal itu sejalan dengan Firman Allah swt dalam Al-Qur’an, di antaranya:

“(Yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) serta (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelumnya…” (QS. Al-Baqarah: 3-4).

“(Yaitu) orang-orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, yang menahan amarahnya, dan yang memaafkan kesalahan orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya… (QS. Ali Imran: 134-135).

Apakah Kita Sudah Menjadi Pemenang?

Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah kita sudah menjadi pemenang dalam Ramadhan kali ini? Jawabannya hanya Allah dan diri kita sendiri yang mengetahuinya. Hal itu dapat dirasakan dari suasana hati setelah menjalani Ramadhan. Jika setelah Ramadhan kita tetap istiqamah dalam kebaikan, merasa lebih tenang, damai, dan tenteram dalam ibadah serta kehidupan sehari-hari, maka itu pertanda kemenangan sejati.

Kemenangan Ramadhan bukan hanya dirasakan di hari raya, tetapi ketika kita mampu mempertahankan nilai-nilai Ramadhan sepanjang tahun. Semoga kita termasuk orang-orang yang keluar dari Ramadhan dengan kemenangan hakiki. Wallahu a’lam.[*]

spot_img
spot_img

Headline

spot_img