26 C
Makassar
Friday, April 19, 2024
HomeNasionalMenristek Target Vaksin Merah Putih Diuji Akhir 2020

Menristek Target Vaksin Merah Putih Diuji Akhir 2020

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Menristek/ Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menargetkan bibit vaksin Merah Putih akan diuji kepada hewan pada akhir 2020.

“Khusus untuk Eijkman sudah 40 persen, sedang disiapkan sel mamalia, akhir tahun uji pada hewan,” kata Bambang dalam konferensi pers dilansir dari CNNIndonesia, Selasa (2/9).

Bambang menjelaskan pada awal 2021, vaksin bisa diberikan kepada BioFarma untuk proses produksi. Selanjutnya pada kuartal ketiga, vaksin bisa diproduksi massal untuk publik.

“Awal tahun 2021 serahkan ke BioFarma untuk scale up produksi, dimulai uji klinis tahap I, II, III, triwulan III (Q3) 2021 bisa produksi tahapan awal vaksin merah putih untuk publik,” kata Bambang.

Bambang mengatakan ada tiga platform pengembangan vaksin Merah Putih di Eijkman. Pertama adalah dengan menggunakan sub unit platform protein rekombinan berbasis sel mamalia. Platform kedua juga menggunakan sub unit platform rekombinan berbasis sel ragi.

Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset Nasional (Kemenristek/ BRIN) mengatakan bibit vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman baru siap 40 persen.

Selain Eijkman, Bambang mengatakan ada empat institusi lain yang turut mengembangkan vaksin merah putih. Pertama adalah adalah Universitas Indonesia yang mengembangkan vaksin DNA, RNA, dan Virus Liked Particle (VLP). Kedua adalah Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengembangkan vaksin Adenovirus.

Ketiga adalah Universitas Airlangga (Unair) yang juga mengembangkan vaksin Adenovirus). Keempat adalah LIPI yang menggunakan platform protein rekombinan.

Bambang menjelaskan vaksin Merah Putih yang dikembangkan lima institut ini akan mempercepat kemandirian bangsa Indonesia terhadap kebutuhan vaksin Covid-19.

“Vaksin merah putih definisinya adalah vaksin yang bibit vaksinnya diteliti dan dikembangkan di Indonesia,” kata Bambang.
Bambang mengatakan kemandirian Indonesia dari sisi produksi dan pengembangan bibit vaksin merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia.

“Kemandirian penting karena Indonesia negara dengan jumlah penduduk 260 juta yang semuanya butuh vaksin. Dan ada kemungkinan apabila vaksinasi dilakukan lebih dari satu kali per orang, maka kebutuhan vaksin Covid-19 berada di atas 300 juta hingga 400 juta unit,” kata Bambang.

spot_img

Headline

Populer

spot_img