MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – katan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) menggandeng Unhas menggelar National Leadership Camp, berlangsung di Kampus Tamalanrea, Universitas Hasanuddin Makassar, Jumat, (3/11/2023).
Pada kegiatan yang digelar tersebut mengusung tema “Penguatan Ekosistem Pembangunan Umat dan Masyarakat untuk Mewujudkan Indonesia yang Kuat dan Bermartabat”.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman hadir sebagai narasumber pada kegiatan Leadership Camp ICMI.
Selain itu, turut hadir yakni Ketua Umum ICMI, Arief Satria, Rektor Unhas Profesor Jamaluddin Jompa, Sekretaris Jenderal IKA Unhas Prof. Yusran Jusuf dan sejumlah jajaran ICMI Pusat.
Owner dari Tiran Group ini mengajak kader Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendukung upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
“Kita ini harus menjadi lumbung pangan bagi negara lain dan lahan 10 juta ha ini bisa kita siapkan untuk generasi kita di masa mendatang,” ajaknya.
Lebih lanjut, AAS yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin, menambahkan sudah saatnya Indonesia mengembalikan keadaan dari importir beras dan beberapa komoditas menjadi negara ekspor pangan dunia.
Bagi Andi Amran Sulaiman berpengalaman swasembada pangan saat menjadi Mentan periode 2014-2019 hal tersebut bisa dilakukan.
“Inilah saatnya produksi nasional ditingkatkan melalui penyediaan benih, pupuk, alsintan hingga memperkuat kerjasama dan kolaborasi dengan semua pihak,” ujarnya di hadapan ribuan mahasiswa, alumni dan pengurus ICMI.
Kakak Kandung Mantan Gubernur Sulsel ini juga mengajak ICMI karena sektor pertanian bisa mendorong dan membuat Indonesia menguasai dunia.
“Salah satunya dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang belum tergarap. contohnya rawa siap digarap yang saat ini mencapai 10 juta hektare dan tersebar di seluruh Indonesia.
10 juta hektare lahan rawa tanah mineral tersebut apabila digarap secara optimal dapat memberikan dampak besar terhadap produksi nasional,” tegasnya.
Dia pun merasa yakin swasembada beras dapat dicapai secara cepat jika lahan rawa mendapat perhatian dari semua pihak.
“Kita sekarang ini impor 3.5 juta ton beras dan ini angka yang sangat besar sekali. Karena itu kita harus bekerja keras untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri. Bagaimana pun juga kita harus bisa mengekspor pangan terutama untuk kemanusiaan,” tegasnya lagi.
“Kalau tidak bisa di-rem, begitu bertemu titik kebutuhan dengan produksi dan “meledak”, tahun berikutnya siap-siap impor 5 juta ton,” tambahnya lagi.
Menurut, Mentan, krisis pangan yang saat ini ada di depan mata hanya bisa diantisipasi dengan peningkatan produksi pertanian.
Dia pun berharap krisis yang terjadi saat ini jangan sampai berlanjut karena dapat berakibat buruk pada krisis politik yang mengarah pada kekacauan.
“Saya selalu katakan kalau krisis pangan ini terjadi maka akan melompat menjadi krisis politik dan akan menjadi kesulitan bagi kita semua. Sekali lagi mari kita tingkatkan produksi pertanian,” harapnya
Diketahui, dunia saat ini sedang dihadapkan pada krisis pangan akibat kondisi geopolitik dunia dan dampak perubahan iklim sehingga setiap negara fokus untuk menyediakan kebutuhannya masing-masing.
Yusnadi