MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen yang dilakukan oleh BPS Provinsi Sulawesi Selatan pada pasar tradisional dan pasar modern/swalayan di 5 kota IHK nasional yaitu : Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare dan Palopo, Sulawesi Selatan mengalami deflasi sebesar 0,31 persen.
“Deflasi itu terjadi karena penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 129,98 pada September 2017 menjadi 129,58 pada Oktober 2017,” ujar Nursam Salam Kepala BPS Sulsel, Rabu (1/11/2017).
Kata Nursam, Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Oktober) 2017 sebesar 3,08 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2017 terhadap Oktober 2016) sebesar 3,85 persen.
Adpaun Terjadinya deflasi di Sulawesi Selatan pada Oktober 2017 disebabkan oleh turunnya harga pada tiga kelompok pengeluaran yang ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,48 persen kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,05 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,30 persen
“Meskipun empat kelompok lainnya inflasi, yaitu; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,14 persen; kelompok sandang sebesar 1,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,05 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,03 persen,” ungkap Nursam.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2017 antara lain: tomat sayur, angkutan udara, tomat buah, cabai rawit, bawang merah, layang, cabe merah, cakalang, telur ayam ras dan wortel. Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah: emas perhiasan, beras, mujair, kangkung, sawi hijau, garam, kacang panjang, papan, upah pembantu rumah tangga dan besi beton.
Sedangkan Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Oktober 2017, yaitu: kelompok bahan makanan sebesar -0,3609 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau -0,0086 persen;dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,0540 persen.
Sementara kelompok yang memberikan andil inflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,0337 persen; kelompok sandang 0,0856 persen; kelompok kesehatan 0,0018 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,0012 persen