SULSELEKSPRES – Sebagai negara tropis Indonesia memiliki Sinar matahari yang cukup banyak. Maka, sudah tentu saja harus disyukuri.
Pasalnya, studi terbaru menunjukkan bahwa sinar matahari bisa membuat kita bahagia. Dilansir dari detik.com, Minggu (27/8), Studi Universitas Brigham Young (UBM) mengungkapkan bahwa jumlah waktu antara matahari terbit dan terbenam mempengaruhi suasana hati semua orang, bahkan lebih dari faktor seperti suhu, polusi, dan hujan.
Dilansir dari Medicaldaily, Jumat (25/8/2017), periset menyelidiki bagaimana suasana hati seseorang berhubungan dengan cuaca dan faktor terkait. Mereka menemukan bahwa orang melaporkan lebih banyak tekanan mental saat sinar matahari lebih sedikit dan siang terlalu pendek. Hasil studi menunjukkan bahwa panjang siang hari lebih mempengaruhi suasana hati orang daripada jumlah sinar matahari yang diserap.
Kesimpulan ini dibuat setelah menganalisis data meteorologi dari Stasiun Cuaca Fisika dan Astronomi UBM dan data polusi dari Badan Perlindungan Lingkungan AS. Mereka juga menilai cuaca di Pusat Pelayanan Konseling dan Psikologi Brigham Young.
“Ini adalah salah satu hasil penelitian kami yang mengejutkan. Pada saat hari hujan atau hari yang penuh polusi, orang-orang merasa memiliki lebih banyak tekanan, tapi kami tidak melihatnya. Yang kami lihat adalah radiasi matahari, atau jumlah sinar matahari yang benar-benar menyentuh tanah. Kami mencoba untuk mengukur faktor hari berawan, hari hujan, polusi, tapi mereka semua terkalahkan. Satu hal yang sebenarnya penting adalah jumlah waktu antara matahari terbit dan terbenam,” ungkap Mark Beecher, penulis studi.