BONE, SULSELEKSPRES.COM – Bupati Bone periode 2013-2023 Dr. H. A. Fahsar M. Padjalangi, M.Si bersama wakilnya Drs. H. Ambo Dalle, MM, menyerahkan kunci Pusaka Arajang Kerajaan Bone ke Pj. Bupati Bone Drs. H. A. Islamuddin, MH.
Dalam acara serah terima Kunci Pusaka Arajang Kerajaan Bone dilaksanakan di Museum Arajange, Kompleks Rumah Jabatan Bupati Bone, Jl Petta Ponggawae, Kota Watampone, Senin, (2/10/2023).
Penyerahan tersebut turut disaksikan oleh Kajari Bone A. Jazuli, SH., MH, Kapolsek Tanete Riattang Kompol. Muh. Tawil yang mewakili Kapolres Bone, dan Dewan Adat Bone A. Youshand Tenritappu serta Kepala Organisasi Perangkat Daerah Pemkab Bone.
A Fahsar M Padjalangi mengatakan penyerahan kunci tersebut sebagai bentuk selesainya tanggung jawab dalam merawat pusaka peninggalan Kerajaan Bone.
“Kami serahkan kunci Museum Arajange bersama dengan semua pusaka peninggalan Kerajaan Bone puatta Arung Palakka ke pemerintah kabupaten Bone tak kurang sedikitpun. Bahwa apa yang ditinggalkan Kerajaan Bone masih ada sampai sekarang dan dirawat dengan baik,” katanya.
Sementara itu Penjabat Bupati Bone, HA Islamuddin menerangkan peninggalan pusaka Kerajaan Bone akan dirawat sebaik-baiknya oleh Pemerintah Kabupaten Bone.
“Benda kerajaan itu merupakan warisan dari nenek moyang orang Bone. Benda pusaka itu harus dijaga dan dilestarikan. Karena benda peninggalan Kerajaan Bone tidak ternilai harganya. Tentu saya berjanji akan menjaga amanah agar benda-benda tersebut tetap terjaga dengan baik,” terangnya.
Mantan Kepala BKPSDM Bone ini menyebutkan ada 11 item pusaka peninggalan Kerajaan Bone yang diserahterimakan.
“Yakni mulai dari selempang emas peninggalan raja Bone La tentitatta, mahkota emas, payung emas, keris lamakkawa. Kemudian kalewang la teya riduni, kalewang tatarappeng ade pitue enam buah, payung perak, rambut arung palakka, tombak lasalaga, lontara perjanjian tellu poccoe dan silsilah raja Bone,” sebutnya.
Hal senada juga dibenarkan Anggota Dewan Adat Bone Andi Yushan Tenri Tappu yang menyampaikan ada 11 item benda pusaka yang diserahterimakan dari pejabat lama ke Penjabat Bupati Bone.
“Hal itu dilakukan untuk memastikan seluruh benda pusaka kerajaan tidak ada yang menyusut timbangannya. Adapun, 11 item benda pusaka yang dimaksud, yakni selempang emas peninggalan Raja Bone La Tenritatta, mahkota emas, payung emas, keris lamakkawa, kalewang La Teya Riduni, kalewang tatarappeng ade pitue enam buah. Selain itu ada payung perak, rambut Arung Palakka, tombak lasalaga, lontara perjanjian tellu poccoe dan silsilah Raja Bone,” akuinya.
“Setiap penggantian bupati benda pusaka kerajaan harus diserahterimakan karena benda pusaka kerajaan terbuat dari emas. Siapa tau misalnya kalau timbangan periode yang lama tidak sesuai dengan timbangan periode yang baru maka dianggap ada penyelewengan,” lanjutnya lagi.
Menurut, Andi Yushan menambahkan serah terima benda pusaka ini sudah menjadi bagian tradisi setiap ada pergantian kepemimpinan. Proses serah terima tersebut mempertimbangkan berbagai hal.
“Oleh sebab itu setiap penggantian bupati dilakukan serah terima benda pusaka kerajaan dengan mencocokkan data-data yang lalu dengan yang diserahkan. Alhamdulillah tidak ada yang kurang sedikit pun timbangannya,” tambahnya.
Yushan menerangkan, serah terima dulu harus melalui upacara adat di masa kerajaan. Serah terima benda pusaka ini sudah dilakukan sejak tahun 2014.
“Serah terima dilakukan sejak munculnya isu bahwa benda pusaka kerajaan berat emasnya berkurang atau menyusut, dan ada yang hilang atau disalahgunakan. Makanya sejak itu dilakukan serah terima dari pejabat lama ke pejabat baru,” terangnya.